Polda Banten menetapkan empat orang sebagai tersangka kasus penggelapan mobil milik bos rental, Ilyas Abdurrahman yang tewas ditembak di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Jakarta.
Kabid Humas Polda Banten Kombes Didik Hariyanto mengatakan dari empat tersangka itu, dua di antaranya masih buron dan dalam upaya pengejaran.
"Tersangka empat orang, dua di antaranya DPO dalam pengejaran," kata Didik kepada wartawan, Selasa (7/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keempat tersangka ini yakni AS (29) yang berperan sebagai orang yang melakukan penggelapan mobil Honda Brio milik korban dengan cara menyewa kendaraan tersebut dan setelah mobil dikuasai selanjutnya mobil diserahkan kepada IH (DPO) untuk dijual.
Kemudian, tersangka IS (39) yang berperan menjual mobil Honda Brio milik korban kepada saudara AA dan saudara BA.
Lalu ada tersangka IH (DPO). Ia berperan menyuruh tersangka AS untuk melakukan penggelapan mobil dengan cara melakukan sewa kendaraan di Makmur Jaya Rental Mobil.
IH juga disebut sebagai orang yang menyiapkan KTP dan Kartu Keluarga palsu atas nama AS untuk dijadikan sebagai syarat dokumen penyewa kendaraan dan juga orang yang menjual mobil Honda Brio kepada saudara RH (DPO).
Terakhir, ada tersangka RH (DPO) berperan sebagai orang yang menjual mobil Honda Brio milik korban kepada tersangka IS.
Peristiwa penembakan yang menewaskan bos rental itu terjadi di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten pada Kamis (2/1) dini hari.
Saat ini, tiga anggota TNI AL jadi tersangka dalam kasus penembakan tersebut, yakni yakni Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA.
Pangkoarmada RI Laksdya Denih Hendrata mengatakan senjata api yang digunakan ketiga prajurit TNI AL itu merupakan senjata organik, bukan rakitan.
Ia mengatakan ketiga pelaku berstatus Aide de Camp (ADC) alias ajudan sehingga mempunyai senjata yang selalu melekat atau dibawa.
"Senjata itu senjata inventaris yang melekat karena jabatan dari A itu adalah ADC, ajudan, sehingga ketika dia dapat tugas itu sudah SOP senjata itu melekat," kata Denih dalam konferensi pers di Makoarmada RI, Jakarta, Senin.
Di lain sisi, Denih menyebut ada dugaan pengeroyokan terhadap tiga anggota TNI AL tersebut. Menurutnya, ada 15 orang yang mengeroyok.
Namun, pernyataan soal pengeroyokan itu dibantah oleh anak korban, Agam Muhammad Nasrudin (24).
"Kita tidak mengeroyok padahal dari awal menyarankan persuasif waktu di Saketi. Tapi tiba-tiba ini kita mendengar ada statement pengeroyokan," kata Agam kepada wartawan di Koarmada, Jakarta.
"Merasa susah banget mencari keadilan di negara ini menurut saya. Karena tidak sesuai apa yang fakta yang sebenarnya terjadi seperti itu," imbuhnya.
(dis/gil)