Siswa-siswa SMA Negeri 1 Mempawah di Kalimantan Barat tidak bisa mendaftar kuliah lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) lantaran pihak sekolah lalai mendaftarkan data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) hingga habis tenggat 31 Januari lalu.
Para siswa pun melakukan protes berdemonstrasi di sekolah, Senin (3/2).
Demonstrasi ini viral di media sosial (medsos). Video pendek di TikTok memperlihatkan ada guru yang memberikan jawaban di depan siswanya yang berunjuk rasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata guru tersebut, keterlambatan input data ke PDSS disebabkan oleh banjir. Ada pula guru lain yang berdiri meminta maaf ke para siswanya karena tidak menginput data PDSS.
Siswa-siswa itu ingin mendaftar kuliah pada Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Kini mereka terancam tidak bisa mendaftar SNBP 2025.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Barat merespons masalah yang terjadi di sekolahan tersebut. Disdikbud memanggil Kepala Sekolah, Wakil Kepala Kurikulum, dan Tim PDSS SMAN 1 Mempawah, pada Senin (3/2) malam.
"Sebelum pemanggilan, Kadisdikbud Kalbar Rita Hastari juga telah melayangkan surat teguran tertulis kepada Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Tim PDSS SMA Negeri 1 Mempawah pada Senin pagi," tulis Disdikbudkalbar di akun Instagram tertulisnya, pada Selasa (4/2).
Teguran dan pemanggilan terhadap pihak guru SMAN 1 Mempawah itu dilakukan karena Disdikbud Kalbar menilai pihak sekolah gagal menginput data siswa. Padahal penginputan data itu adalah syarat untuk siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi melalui jalur tanpa tes tersebut.
"Sehingga berdampak pada siswa-siswa terancam tak bisa mengikuti tes SNBP tahun ini," tulis Disdikbud Kalbar.
Kadisdikbud Kalbar, Rita Hastarita, memerintahkan agar Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Tim PDSS SMA Negeri 1 Mempawah didampingi Bidang SMA Disdikbud Kalbar untuk melakukan koordinasi langsung dengan pihak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI mengenai permasalahan ini. Soalnya, portal SNPMB terkoneksi langsung dengan kementerian pusat.
"Dan sistem pada portal itu telah ditutup sesuai jadwal yang telah ditentukan pada 31 Januari 2025 lalu," tulis Disdikbud Kalbar.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan sekolah-sekolah yang belum berhasil menginput data siswa ke PDSS itu karena faktor kerusakan perangkat imbas cuaca dan bencana alam.
Bagi sekolah yang mengalami kondisi demikian, Mu'ti mengaku telah memberikan kesempatan menginput kembali ke sistem PPDS. Syaratnya, hanya bagi sekolah yang sudah melaporkan pelbagai kendala tersebut ke Kemendikdasmen.
"Kami sudah memberikan layanan kepada sekolah-sekolah yang belum bisa mengunggah itu untuk dapat mengunggah, dan kami berikan kesempatan. Tapi tentu saja kesempatan itu kami berikan untuk sekolah-sekolah yang mengajukan kepada kami," kata dia.
"Karena memang unforce error itu tidak bisa dihindari dan kami tidak menutup mata terhadap realitas itu dan sudah kami layani dengan sebaik-baiknya lewat sistem yang sekarang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah," tambahnya.
Sementara itu, Panitia SNPMB 2025 memberikan kesempatan bagi 373 sekolah yang belum melakukan finalisasi PDSS, sebagai syarat untuk mendaftarkan siswanya dalam SNBP.
Kesempatan ini diberikan kepada sekolah yang sudah melengkapi data isian siswa yang berhak mengikuti SNPB atau eligible, seperti melengkapi nilai siswa eligible dalam 5 semester, namun belum melakukan finalisasi.
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB 2025 Eduart Wolok memaparkan ke 373 sekolah tersebut dapat dibantu finalisasi PDSS-nya dengan mengirimkan dokumen pernyataan surat kuasa kepada Panitia SNPMB.
"Hingga tanggal 4 Februari 2025, pukul 15.00 WIB, sekolah yang difasilitasi sebanyak 228 sekolah dari total 373 sekolah," kata Eduart.
Baca selengkapnya di sini.
(isn/isn)