Suasana berbeda juga terasa di Perpustakaan Taman Literasi, Blok M, Jakarta Selatan.
Kawasan yang jadi primadona tongkrongan anak muda di Jaksel itu memiliki sebuah perpustakaan kecil di dalamnya. Pada Rabu (14/5) petang lalu, berbagai kalangan terlihat mengunjungi perpustakaan. Dari pelajar berseragam, mahasiswa, hingga masyarakat umum dan pekerja yang tampak baru pulang beraktivitas terlihat ada di ruang perpustakaan tersebut.
Sebagian besar dari mereka tampak serius dengan laptop masing-masing, namun ada pula yang membaca buku. Meski sudah sore, ruang baca tetap terasa terang, nyaman, dan kondusif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan di Cikini, di Blok M itu, pengunjung perpustakaan Taman Literasi hanya boleh membaca buku di tempat, belum diizinkan pinjam bawa pulang.
Staf Corporate Communication Integrasi Transit Jakarta (ITJ) Putri Ramadina mengatakan fenomena perpustakaan malam hari bukan sekadar soal jam operasional. Putri menyebutkan bahwa peran perpustakaan kini telah bergeser menjadi ruang yang multifungsi.
"Betul, khususnya Perpustakaan Taman Literasi sering sekali kita berkolaborasi untuk komunitas-komunitas melakukan aktivasi yang positif tentunya," tuturnya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Kamis (15/5) di sela kerjanya.
Selain membaca, tak sedikit pengunjung yang datang untuk bekerja.
"Tidak sedikit yang mereka datang hanya untuk buka laptop dan bekerja, dan tidak membaca buku," ungkapnya.
Hal ini terlihat dari dominasi aktivitas mengetik, rapat daring, hingga diskusi kelompok kecil yang kerap terlihat di berbagai sudut perpustakaan.
"Mix [pengunjungnya]. Ada mahasiswa, pelajar, pekerja, sampai masyarakat umum," katanya.
Lihat Juga : |
Putri mengatakan, berbeda dengan yang lainnya, perpustakaan di Taman Literasi itu sudah lama buka sampai malam. Dia mengatakan jam operasional hingga malam itu telah berlaku setidaknya sejak awal dibuka, sekitar lima tahun lalu.
"Perpustakaan Taman Literasi buka dari 08.00 hingga 21.00 dari awal buka tahun 2021," ujar Putri.
Kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang mendorong jam operasional malam di perpustakaan-perpustakaan lain, menurutnya, belum berpengaruh signifikan pada operasional Perpustakan Taman Literasi sendiri.
"Sejauh ini kami dari internal ITJ belum ada keputusan apapun mengenai jam operasional khusus untuk perpustakaannya," jelasnya.
Namun demikian, ITJ selaku pihak pengelola menyambut baik langkah yang kini juga diterapkan secara lebih luas.
"Pihak perpustakaan Taman Literasi Blok M menyambut baik kebijakan jam operasional hingga malam hari, karena memang saat ini kita juga sudah buka sampai malam hingga pukul 21.00. Harapannya kebijakan ini dapat mendorong minat baca serta pemanfaatan ruang publik secara lebih inklusif dan berkelanjutan," katanya.
![]() |
Dia mengatakan biasanya pengunjung perpustakaan itu ramai pada akhir pekan, terutama di atas pukul 15.00. Meskipun tidak ada perbedaan mencolok antara pagi dan malam hari dari segi aktivitas, pihak pengelola menghadapi tantangan tersendiri.
"Tantangannya ketika ada pengunjung yang masuk ke perpus hanya untuk charge HP atau hanya bersantai, karena dengan kapasitas perpustakaan yang tidak begitu besar, kami mengutamakan orang-orang yang memang ingin membaca buku," jelasnya.
Sementara itu, untuk mengakomodasi pengunjung malam, sistem kerja di perpustakaan ini diatur dalam tiga shift.
"Shift di perpustakaan dibagi menjadi tiga. Pagi, siang, dan malam. Jadi relawan bergantian selama tiga kali dalam sehari," imbuhnya.
Meski jam malam bukan hal baru bagi Perpustakaan Taman Literasi, Putri menyebut hingga kini belum ada rencana untuk memperpanjang jam buka melebihi pukul 21.00.
"Sejauh ini belum ada keputusan apapun dari manajemen kami terkait dengan jam buka tutup perpustakaan, jadi kami masih dengan regulasi seperti biasanya yaitu buka jam 08.00 dan tutup jam 21.00," katanya.