Air Danau Toba Keruh, Sampelnya Diambil untuk Uji Laboratorium
Air Danau Toba mendadak keruh jelang momen jadwal revalidasi Toba Caldera Unesco Global Geopark yang berlangsung 21-25 Juli 2025.
Rekaman kondisi air danau kaldera terbesar di dunia yang disebut terjadi pada 20 Juli lalu itu viral di media sosial.
Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengatakan sudah mengambil sampel air Danau Toba untuk diteliti.
"Air Danau Toba sampai dengan hari ini penelitian airnya, sampel airnya sudah diambil apakah memang ada zat kimia yang tersebar di situ. Apapun kegiatan di atas Danau Toba ini kita nunggu hasil labnya," kata Bobby Nasution di Stadion Utama Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/7).
Bobby mengatakan selain itu, berdasarkan diskusi dengan beberapa ahli ada kemungkinan air keruh disebabkan oleh menurunnya permukaan air Danau Toba. Meskipun begitu, Bobby masih menunggu hasil penelitian untuk mengetahui penyebab pastinya.
"Tapi sejauh ini dari pandangan diskusi dengan beberapa ahli ada satu kemungkinan, tapi sambil menunggu hasil lab kemungkinan karena menurunnya muka air Danau Toba," tuturnya.
Mengutip dari detikSumut, air Danau Toba terlihat berwarna cokelat. Peristiwa itu disebut terjadi pada Minggu, 20 Juli 2025.
Kadis Pariwisata Kabupaten Samosir Tetty Naibaho membenarkan peristiwa itu. Ia mengungkapkan bahwa fenomena keruhnya air di Danau Toba beberapa waktu belakangan ini terjadi lantaran faktor cuaca ekstrem.
"Kalau saya melihat keruhnya air danau disebabkan oleh ombak besar karena angin kencang," ungkap Tetty.
"Nah, ombak besar ini yang membuat hingga air keruh atau berubah warna," lanjutnya.
Selain itu, menurutnya ada pengaruh juga dari cuaca ekstrem yang terjadi sejak Mei lalu. Air keruh Danau Toba, kata dia, bisa berubah setelah cuaca kembali normal.
Baca berita lengkapnya di sini.
(kid/wis)