Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa susulan magnitudo M 6,8 di dekat pesisir timur Kamchatka, Rusia pada Minggu (3/8) siang, tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengimbau masyarakat pesisir untuk tetap tenang.
"Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah Indonesia diimbau agar tetap tenang. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daryono mengatakan hasil analisis parameter update menunjukkan gempabumi di Rusia memiliki magnitudo M 6,8. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 50,58° LU; 157,799° BT pada kedalaman 35 km.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi itu merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka. Gempabumi ini memiliki mekanisme turun.
"Gempabumi ini merupakan susulan dari gempabumi utama M8,7 pada Rabu 30 Juli 2025. Hingga 3 Agustus 2025 pukul 13.00 WIB, berdasarkan hasil monitoring menunjukkan adanya 426 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M6.9 dan magnitudo terkecil M4.0," ujar Daryono.
Sebelumnya, gempa yang terjadi di Rusia pada Rabu membuat 10 wilayah RI berstatus waspada tsunami.
10 wilayah itu antara lain di Talaud, Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biaknumfor, Supiori, Sorong bagian Utara, Jayapura, dan Sarmi.
(yoa/fea)