Mengenal Tiga Satuan TNI yang Bakal Dipimpin Jenderal Bintang 3

CNN Indonesia
Kamis, 07 Agu 2025 11:08 WIB
TNI akan dipimpin perwira tinggi bintang tiga untuk tiga satuan: Kopassus, Korps Marinir, dan Kopasgat.
Ilustrasi. Jenderal bintang 3 akan pimpin tiga satuan TNI. (M Risyal Hidayat)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Tiga satuan TNI yakni Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Korps Marinir TNI AL dan Kopasgat TNI AU bakal dipimpin oleh perwira tinggi bintang tiga TNI.

Selama ini, Kopassus, Marinir dan Kopasgat dipimpin oleh perwira tinggi bintang dua TNI. Yakni, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus dijabat perwira berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen), Komandan Korps Marinir (Dankormar) dijabat perwira berpangkat Mayor Jenderal dan Komandan Kopasgat (Dankopasgat) dijabat perwira berpangkat Marsekal Muda.

TNI bakal menggelar Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Batujajar, Jawa Barat, Minggu (10/8). Dalam upacara itu, akan diresmikan, dilantik dan dikukuhkannya Panglima Komando Pasukan Khusus (Pangkopassus), Panglima Korps Marinir (Pangkormar) dan Panglima Korps Pasukan Gerak Cepat (Pangkorpasgat).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CNNIndonesia.com telah merangkum profil singkat tiga satuan TNI tersebut:

Kopassus

Kopassus merupakan pasukan elit milik TNI AD. Pasukan yang juga dikenal 'Koprs Baret Merah' ini memiliki kemampuan menguasai taktik dan teknik ilmu perang khusus, mahir dan andal bergerak cepat di berbagai medan baik di darat, laut dan udara.

Dilansir dari berbagai sumber, sejarah pembentukan Kopassus dimulai pada Juli 1950 saat terjadi pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS).

Untuk menangani pemberontakan itu, dilakukan operasi yang dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang dan Letkol Slamet Riyadi sebagai komandan operasi.

Operasi tersebut berhasil, namun mengakibatkan korban yang tak sedikit dari TNI. Evaluasi terhadap operasi itu pun dilakukan.

Singkat cerita, lewat Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1952 terbentuk Kesatuan Komando Teritorium III yang menjadi cikal bakal Kopassus. Momen ini sekaligus ditandai sebagai ulang tahun Kopassus.

Sebelum menggunakan nama Kopassus, satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama. Yakni, Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) tahun 1953, Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) tahun 1952, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) tahun 1955.

Lalu, tahun 1966 satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (PUSPASUS TAD), tahun 1971 berganti menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (KOPASSANDHA). Hingga akhirnta tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Kopassus hingga sekarang.

Dalam perkembangannya, Kopassus kini dikenal sebagai pasukan khusus yang disegani di dunia dan terkenal dengan kemampuannya dalam operasi antiteror, pembebasan sandera, infiltrasi hingga pengintaian.

Ada tiga tugas pokok yang diemban Kopassus. Yakni, Operasi Komando, Operasi Sandi Yudha, dan Operasi Anti-Teror.

Operasi Komando diemban oleh satuan Grup 1/Para Komando yang bermarkas di Serang, Banten. Satuan ini bertugas menggelar operasi tempur terhadap sasaran strategis terpilih yang dikuasai atau dipengaruhi lawan dalam bentuk raid, perebutan cepat, penyekatan, patroli pengintaian jarak jauh dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.

Operasi Sandi Yudha diemban oleh Grup 2/Sandi Yudha yang bermarkas di Sukoharjo, Jawa Tengah dan Grup 3/Sandi Yudha yang bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Tugasnya melaksanakan operasi intelijen dengan mengutamakan pendayagunaan potensi setempat sebagai sarana di daerah yang dikuasai atau dipengaruhi lawan.

Selain itu, operasi ini juga menyasar sasaran bernilai strategis terpilih guna mempercepat proses penciptaan kondisi, baik sebelum, selama, maupun setelah pertempuran.

Lalu, Operasi Anti-Teror diemban oleh Satuan 81 Kopassus atau dulunya dikenal Sat-81/Gultor. Satuan ini bertugas menggelar operasi yang dilengkapi perlengkapan khusus melakukan tindakan secara cepat dan tepat dalam rangka mengatasi aksi teror terhadap sasaran-sasaran strategis terpilih, baik di dalam maupun di luar wilayah yurisdiksi nasional Indonesia.

Korps Marinir

Keberadaan Korps Marinir mulanya dikenal dengan nama 'Corps Mariniers' yang dibentuk pada 15 November 1945 di Tegal, Jawa Tengah.

Kemudian, pada 1948 Menteri Pertahanan melalui Surat Keputusan (SK) Nomor A/565/1948 mengubah nama Corps Mariniers menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL). Korps ini kemudian berperan penting dalam berbagai operasi besar, termasuk Trikora dan Dwikora.

Puluhan tahun berselang atau pada 1975, nama KKO AL kembali diubah menjadi Korps Marinir berdasarkan SK Kepala Staf TNI Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975.

Sejak saat itu, Korps Marinir dikenal luas karena perannya dalam menjaga keamanan, terutama saat terjadi kerusuhan pada 1998 di Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan Makassar.

Perjalanan Korps Marinir juga ditandai dengan perubahan pada emblem baret pada momen HU-17. Emblem berbentuk Keris Samudera dengan pita bertuliskan "Jalesu Bhumyamca Jayamahe" mengalami perubahan pada 1968 dengan penambahan garis pinggir kuning.

Kemudian, pada 1976 Kepala Staf TNI AL mengeluarkan Surat Keputusan nomor Skep/2084/X/1976 yang menambahkan jangkar sebagai latar belakang emblem dan mengganti tulisan 'Korps Komando' menjadi 'Korps Marinir'.

Hingga saat ini, 'Korps Baret Ungu' ini menjadi bagian penting TNI AL dan dikenal sebagai pasukan amfibi yang mampu beradaptasi di segala medan pertempuran.

Pasukan yang dijuluki 'Sang Hantu Laut' ini dilatih untuk menghadapi kondisi ekstrem dan sering kali menjadi ujung tombak dalam operasi militer di berbagai wilayah Indonesia, terutama di daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar.

Kopasgat

Kopasgat adalah pasukan tempur infanteri dengan format organisasi tempur yang khas bagi kebutuhan matra udara TNI AU.

Pembentukan Kopasgat berawal dari permintaan Gubernur Kalimantan kala itu, Mohammad Noor untuk menerjunkan pasukan dalam membantu perjuangan rakyat Kalimantan.

Pada 17 Oktober 1947 sebanyak 13 orang dipersiapkan untuk terjun di Kotawaringin. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kopasgat.

Dalam perjalanan, Kopasgat sempat berubah nama menjadi Pusat Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Puspaskhas) berdasarkan Keputusan KSAU Nomor Kep/22/iii/1985 tertanggal 11 Maret 1985.

Beberapa tahun berselang, Puspaskhas kembali mengalami reorganisasi yang ditandai dengan Keputusan Pangab Nomor Kep/09/VII/1997 tertanggal 7 Juli 1997. Salah poinnya, status Puspaskhas ditingkatkan dari Badan Pelaksana Pusat (BPP) menjadi komando utama pembinaan.

Masih berdasarkan keputusan itu, nama Puspaskhas berubah menjadi Korps Pasukan Khas (Kopaskhas).

Pada 2021 lalu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kembali mengubah nama Kopaskhas menjadi Kopasgat. Perubahan nama korps baret jingga ini tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI No. Kep/66/I/2022 yang diteken 21 Januari 2022.

Yang membedakan Kopasgat dengan satuan lainnya adalah mereka mempunyai ciri khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain.

Yakni, Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara (OP3U) yang bertujuan merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan.

Kopasgat bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan. Tak hanya itu, Pasgat sebagai pasukan matra udara selalu siap operasional dalam melaksanakan segala misi operasi militer perang maupun non militer selain perang, perebutan sasaran, pertahanan objek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan Panglima TNI.

(dis/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER