Tentara Tampar Tukang Sayur Akibat Bendera One Piece Berakhir Damai

Kasus tukang sayur inisial PA yang ditampar anggota TNI akibat memasang bendera One Piece di kendaraannya di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, berakhir dengan perdamaian.

Komandan Sub Denpom XIV/1-2 Bantaeng, Letda Cpm Agus Subiantoro membenarkan bahwa pelaku adalah anggota TNI. 

"Iya memang betul yang bersangkutan adalah anggota Kodim Bantaeng," kata Agus saat dikonfirmasi, Jumat (8/8).

Agus menyebut Kodim Bantaeng telah mempertemukan dan memediasi kedua belah pihak. Dia bilang kasus ini berhasil diselesaikan secara kekeluargaan dan berakhir damai.

"Sudah damai, dari pihak Kodim Bantaeng sudah ketemu juga dengan korban bersama keluarganya. Kalau misalnya belum damai pun kami dari Denpom siap untuk memproses," ungkapnya.

Lihat Juga : Viral Tukang Sayur Ditampar Pria Ngaku TNI karena Bendera One Piece

Terpisah, Pasintel Kodim 1410 Bantaeng, Lettu Inf Harfil memastikan kedua belah pihak sepakat berdamai dengan membuat surat perjanjian.

"Sudah damai. Ada surat perjanjian damai antara anggota kami dan korban," kata Harfil.

Kejadian tersebut, kata Harfil murni kesalahpahaman. Anggota TNI yang mengadang pedagang sayur tidak paham secara detail apa itu bendera Jolly Roger yang ada di serial anime One Piece.

"Kami juga sudah mengimbau kepada anggota agar tidak melakukan tindakan yang tidak diinginkan kepada masyarakat," jelasnya.

Sebelumnya, beredar video seorang pedagang sayur inisial PA yang mengendarai mobil bersama istri dan anaknya di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dipukul oleh oknum anggota TNI akibat memasang bendera One Piece di kendaraannya viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 2 menit 56 detik, seorang pria yang memakai helm dan rompi orange mengaku anggota TNI.

Ia kemudian memperlihatkan bendera Jelly Roger dalam serial anime One Piece yang terpasang di mobil tukang sayur, PA ke masyarakat yang berkumpul sekitar lokasi kejadian.

Pengibaran bendera One Piece tengah marak di sejumlah daerah jelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 RI, 17 Agustus 2025.

Aksi ini disebut sebagai simbol protes. DPR hingga sejumlah pejabat pemerintah mengkritik fenomena tersebut. Ada sebagian yang melarang. 

Meski demikian, Presiden Prabowo Subianto tidak melarang hal tersebut. Prabowo hanya meminta semua pihak menjaga kesakralan bendera Merah Putih dan Hari Kemerdekaan.

"Tolonglah ini jangan dimanfaatkan untuk hal-hal yang mengganggu kesakralan. Hari ini kita berharap di 80 tahun Indonesia Merdeka apapun kondisinya sebagai bangsa kita harus bersatu padu, kita harus optimis sebagai anak-anak bangsa," kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di kompleks parlemen, Senin (4/8).

Lihat Juga : Warga Hapus Mural One Piece di Sleman Sambil Dipantau Tentara & Polisi