Polisi Temukan Jejak Peluru di TKP Aparat Timor Leste Tembak Warga NTT
Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polres Timor Tengah Utara (TTU) menemukan jejak amunisi yakni delapan kelongsong peluru dan satu proyektil peluru dari senjata laras panjang di tempat kejadian perkara (TKP) penembakan warga desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh aparat Timor Leste awal pekan ini.
Sebelumnya terjadi penembakan warga desa Inbate, Kecamatan Bikomi Utara, TTU oleh Polisi Perbatasan Timor Leste atau Unidade De Patrulhamento Da Fronteira (UPF) yang terjadi Senin (25/8) pagi karena persoalan patok batas kedua negara.
Dalam olah TKP pada Senin sore, petugas Inafis Polres TTU menemukan barang-barang bukti itu di lokasi.
"Petugas Inafis Polres TTU melakukan olah TKP dan menemukan barang bukti berupa 8 selongsong peluru dan 1 proyektil senjata laras panjang," kata Kapolres Timor Tengah Utara AKBP Eliana Papote dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com Senin (25/8) malam.
Eliana mengatakan peristiwa itu bermula dari ketegangan antara warga desa Inbate dan personel UPF ketika aparat Timor Leste itu memasang patok batas negara. Warga mengklaim patok yang dipasang itu bukan wilayah Timor Leste, hingga terjadilah ketegangan berujung penembakan.
Warga Desa Inbate berupaya menghentikan kegiatan pembangunan patok atau pilar batas negara di Patok 36 Dusun Nino itu pada Senin pagi, sekitar pukul 09.00 Wita.
Pihak Timor Leste pemasang patok yang diusir warga Inbate itu diduga melapor ke UPF, lalu datanglah tujuh polisi perbatasan negara jiran bersenjata lengkap.
"Sekitar pukul 09.00 WITA, sebanyak 7 personel UPF bersenjata laras panjang mendatangi lokasi dan melepaskan tembakan ke arah warga Indonesia," ujarnya.
Dia menyebut akibat tembakan tersebut Warga Indonesia yang berjumlah 24 orang melakukan perlawanan dengan menggunakan parang dan melempar batu.
Eliana menjelaskan dalam olah TKP, petugas menemukan barang bukti berupa delapan kelongsong peluru dan satu proyektil yang diduga berasal dari tembakan senjata laras panjang yang dilakukan aparat UPF.
Desa Inbate merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Districk Oecusse, negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Di tapal batas 36 tersebut masih menjadi daerah sengketa antara RI-RDTL.
Sementara itu Bupati TTU, Yoseph Falentinus Delasalle Kebo mengatakan protes warga Desa Inbate berujung tertembak seorang warga oleh UPF, karena pihak Timor Leste tidak mematuhi kesepakatan untuk tidak melakukan pemasangan patok di daerah yang masih berkonflik atau status quo.
"Peristiwa itu terjadi karena pihak Timor Leste, Pihak Kepolisian Timor Leste, UPF Timor Leste ini tidak mengikuti kesepakatan yang disepakati," kata Bupati TTU, Yoseph Falentinus Delasalle Kebo dihubungi CNNIndonesia.com, Senin malam.
Pihak pemkab, sambungnya, menunggu langkah selanjutnya dari pemerintah pusat terkait ketidaksepakatan soal patok perbatasan kedua negara itu.
"Karena patok 36 kita Indonesia lagi menunggu petunjuk dari pemerintah pusat, ternyata di lapangan tadi pagi jam 10 itu pihak UPF yang pasang patok itu langsung dari patok 36 sehingga masyarakat ribut," tuturnya.
Lihat Juga : |