DPR Sentil Kepala BGN: Korban Keracunan MBG Bukan Statistik Semata

CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2025 18:19 WIB
Dalam rapat kerja, anggota DPR mengkritik Kepala BGN terkait keracunan Makan Bergizi Gratis, dan menyatakan korban bukanlah sekedar angka statistik.
Anggota DPR Komisi IX Edy Wuryanto mengkritik keras Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana terkait keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG). (ANTARA FOTO/ABDAN SYAKURA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota DPR Komisi IX Edy Wuryanto mengkritik keras Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana terkait keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Edy mengingatkan korban keracunan MBG bukan sekadar statistik semata.

Edy mengatakan BGN telah banyak melanggar aturan karena banyak siswa keracunan MBG. Dia merinci mulai dari PP No 86 Tahun 2019 hingga Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 dan PMK Nomor 2 Tahun 2023.

Ia memandang keracunan yang terjadi beberapa waktu ini karena BGN tidak bisa memastikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memenuhi standar keselamatan makanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu tidak bisa keracunan itu dibandingkan dengan statistik pak, tidak bisa. Bapak (Dadan) jangan memberi informasi ke Presiden soal statistik (angka keracunan)," kata Edy dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu (1/10).

"Ini sumbernya dari mana ini bapak Presiden ngomong hanya satu persen. Itu mencederai perasaan rakyat," imbuhnya.

Edy meyakini kasus keracunan makanan akibat program MBG jadi fenomena gunung es. Artinya, kata dia, masih banyak insiden keracunan di luar catatan resmi BGN.

"Jadi soal ini harus dibangun komunikasi yang empati, yang baik dengan masyarakat. BGN belajar dari situ," tuturnya.

Sebelumnya Kepala BGN Dadan Hindayana menyebut total terdapat 6.517 korban keracunan akibat mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak diluncurkan pada Januari 2025.

Dadan mengatakan kasus keracunan paling banyak terjadi di Pulau Jawa dengan total 45 kasus.

"Sebaran kasus terjadinya gangguan pencernaan atau kasus di SPPG terlihat dari 6 Januari sampai 31 Juli itu tercatat ada kurang lebih 24 kasus kejadian. Sementara dari 1 Agustus sampai malam tadi itu ada 51 kasus kejadian," jelasnya.

Ia menjelaskan dari total 75 kasus keracunan itu korbannya mencapai 6.517 orang yang tersebar di masing-masing wilayah.

Rinciannya 1.307 korban di wilayah I atau Pulau Sumatra. Kemudian 4.207 korban untuk wilayah pemantauan II atau Pulau Jawa dan 1.003 korban untuk wilayah pemantauan III atau Indonesia bagian timur.

(tfq/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER