Insiden Ketua DPD Partai NasDem Sumatera Utara Iskandar ST jadi korban salah tangkap polisi berbuntut panjang. Propam Polda Sumut memeriksa empat orang anggota Polrestabes Medan yang melakukan penangkapan.
"Benar ada empat anggota yang diperiksa Propam Polda Sumut," kata Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani kepada CNN Indonesia, Jumat (17/10).
Kompol Siti Rohani membantah bahwa Iskandar ST menjadi korban salah tangkap. Dia menyebutkan saat itu personel Polrestabes Medan hanya ingin memastikan data saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuan petugas saat itu untuk memastikan data karena namanya (Iskandar ST dengan tersangka Judol) sama," ujarnya.
Ketua DPD Partai NasDem, Iskandar ST mengalami kejadian yang tak mengenakkan. Dia menjadi korban salah tangkap yang dilakukan petugas Avsec dan anggota Polrestabes Medan saat berada di dalam Pesawat Garuda Indonesia.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (15/10) sekitar pukul 19.25 WIB. Saat itu dirinya menumpang pesawat nomor penerbangan GA 193 rute Bandara Kualanamu - Soekarno Hatta.
"Saya sudah masuk dalam pesawat. Sudah duduk dan pesawat siap siap mau terbang. Tiba tiba masuk lima orang. Avsec, kru pesawat Garuda dan polisi berpakaian preman," kata Iskandar.
Akibat insiden itu penerbangan sempat tertunda sekitar 20 menit. Penangkapan itu membuat heboh penumpang.
Polda Sumut melayangkan permintaan maaf atas peristiwa salah tangkap yang terjadi di dalam pesawat itu.
"Kami dari pihak kepolisian minta maaf jika ternyata ada ketidaknyamanan atau ketersinggungan dari yang bersangkutan (Iskandar) atau pihak-pihak lain, kami minta maaf," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan, Kamis (16/10).
Ferry memastikan nama Iskandar yang diduga terlibat dalam kasus itu, bukanlah Iskandar Ketua NasDem Sumut yang sempat diamankan aparat di dalam pesawat di Kualanamu tersebut.
"Tidak (terlibat), datanya tidak cocok dan tidak sama. Jadi, yang bersangkutan (Iskandar) tidak ada hubungannya kasus yang kami tangani," jelasnya.
(fra/fnr/fra)