Polisi Bongkar Sindikat Pakaian Bekas Impor Pasar Senen-Padalarang
Polda Metro Jaya membongkar perdagangan pakaian bekas impor ilegal di Pasar Senen, Jakarta Pusat hingga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Kasus ini terungkap usai tim Subdit I Indag Ditreskrimsus Polda Metro menahan sebuah truk engkel di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Rabu 12 November lalu.
"Dari pemeriksaan awal, polisi menemukan 23 bal pakaian bekas impor di dalam truk dan mengamankan sopir bernama D," kata
Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Edy Suranta Sitepu lewat keterangan tertulis, Sabtu (15/11).
Edy mengatakan pihaknya lalu mengembangkan temuan itu hingga ke Pasar Senen. Tim mengamankan seorang berinisial I selaku koordinator penerima barang.
"Berdasarkan keterangannya, diketahui masih ada dua truk lain yang sedang menuju Jakarta," ujarnya.
Edy menyebut tim langsung bergerak ke Padalarang, Bandung Barat, dan berhasil mengamankan dua truk engkel, tiga mobil boks, satu Avanza, serta tujuh sopir dan kenek yang membawa total 184 bal pakaian bekas impor.
"Seluruh barang bukti beserta para saksi kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan lanjutan," katanya.
Lihat Juga : |
Edy menyatakan bahwa pengungkapan ini merupakan bentuk komitmen kepolisian dalam mengawal kebijakan pemerintah terkait penertiban pakaian bekas impor yang dapat mengganggu pasar domestik.
"Penindakan ini bagian dari upaya penegakan hukum di bidang perdagangan dan TPPU. Barang bukti serta para saksi sudah kami amankan, dan penyidik akan melanjutkan gelar perkara untuk memberikan kepastian hukum," ujarnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menambahkan bahwa langkah kepolisian ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Budi, instruksi ini juga selaras dengan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menegaskan bahwa Polri akan terus konsisten menindak segala bentuk penyelundupan pakaian bekas impor.
"Saat melakukan penindakan pembatasan terhadap barang-barang bekas, arahan Pak Presiden adalah memikirkan substitusi produk," katanya.
(fra/dis/fra)