Lebih dari seratus orang pendaki dan petugas terjebak di lereng Gunung Semeru, tepatnya di Ranu Kumbolo, saat erupsi terjadi pekan ini.
Berdasarkan data dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) total pendaki dan petugas yang berada di jalur pendakian saat erupsi adalah 187 orang. Per Kamis (20/11) petang kemarin sudah ada 66 orang yang berhasil dievakuasi.
"Pada saat tersebut telah terdapat 137 pengunjung yang telah menuju Ranu Kumbolo hingga kloter terakhir tiba di Ranu Kumbolo pada sekitar Pukul 17.00 WIB. Selain pendaki terdapat petugas, pemandu, porter, dan tim kemenpar, sehingga total yang di Ranu Kumbolo berjumlah 187 Orang," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Rudijanta Tjahja Nugraha, Kamis kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 187 orang sempat tertahan di Ranu Kumbolo sejak erupsi terjadi Rabu kemarin. Rudijanta menyebut, cuaca yang hujan dan medan yang gelap tak memungkinkan mereka untuk turun di hari yang sama.
Selain itu, para pendaki dibiarkan bertahan dulu bertahan di Ranu Kumbolo, karena berdasarkan asesmen petugas mendapati awan panas erupsi Semeru tak menuju ke arah danau tersebut, justru arah sebaliknya.
Mengutip dari detikJatim, sejumlah pendaki yang berhasil ke posko awal di Ranu Pani pun bercerita tentang pengalaman mereka.
Salah satunya pendaki asal Surabaya, Zakia, yang mendaki bersama empat rekannya. Mereka berangkat dari Ranu Pani menuju Ranu Kumbolo pada Rabu siang sekitar pukul 12.00 WIB.
Selama pendakian itu, katanya, mereka tak tahu kabar erupsi Semeru. Pun demikian ketika tiba di Ranu Kumbolo sekitar pukul 18.30 WIB dan bermalam di sna.
Baru lah pada Kamis pagi, katanya, mereka baru dikabari soal erupsi yang terjadi. Para pendaki di Ranu Kumbolo itu pun diminta untuk tetap tenang, dan tak panik, karena dampak erupsi tak mengarah ke kawasan danau tersebut.
"Sampai sana [Ranu Kumbolo pada Rabu malam] belum tahu kalau ada erupsi. Dikabarin [Kamis] pagi," kata Zakia, Jumat (21/11).
agar tak panik dan tetap tenang. Sebab dampak erupsinya tidak mengarah ke Ranu Kumbolo yang berada di sisi utara Gunung Semeru.
"Sama guide-nya diminta jangan panik, tetap tenang," imbuhnya.
Serupa Zakia, Fathur Rozi yang juga pendaki asal Surabaya mengatakan petugas pendamping memberikan pengertian dan penanganan agar pendaki-pendaki tidak panik.
Selain itu, menurutnya di wilayah Ranu Kumbolo memang tidak ada dampak dari hujan abu atau material vulkanik gunung lainnya.
"Alhamdulillah aman erupsinya itu lari ke arah selatan. Di Ranu Kumbolo aman semua pendaki di sini aman semua kelompok kita juga aman semuanya ya di sana nggak ada orang turun semuanya. Di Ranu Kumbolo alhamdulillah klir steril," jelas Fathur Rozi.
Sementara itu Putri, pendaki asal Surabaya juga, mengatakan keluarganya sempat mencoba menghubunginya berkali-kali ketika terjadi erupsi Semeru. Keluarga pun sempat panik, karena dirinya tak dapat dihubungi. Pasalnya, di Ranu Kumbolo tak ada sinyal seluler sehingga memutus akses komunikasi.
Akhirnya ketika sampai di lokasi yang sudah ada sinyal, ketika menerima semua pesan itu, dia pun mengaku meminta maaf ke keluarga karena telah membuat panik.
"Sudah banyak yang tanya karena kabarnya simpang siur, karena ada 178 pendaki terjebak buat panik semua orang di rumah, tapi susah sinyal, baru dikabari keluarga ketika turun di pos tiga. Saya minta maaf ke keluarga," ucap Putri, dengan mata berkaca-kaca akibat terharu.
Adapun di wilayah terdampak erupsi Semeru, per Jumat (21/11), setidaknya sebanyak 499 warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih mengungsi. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satriyo Nurseno mengatakan sebagian besar mereka kini mengungsi ke sejumlah lokasi di Kecamatan Pronojiwo.
"Total jumlah pengungsi kurang lebih 499 jiwa, itu data sementara," kata Satriyo saat dikonfirmasi.
Petugas gabungan, kata Satriyo masih melakukan pendataan lanjutan sekaligus memulihkan akses serta memastikan kebutuhan dasar para pengungsi yang bertahan tetap terpenuhi.
"BPBD Provinsi Jatim dan Tim Gabungan akan melanjutkan proses pembersihan material di wilayah Gladak Perak dan Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo," ucapnya.
Sedangkan visual Gunung Semeru pada pagi ini dilaporkan tampak tertutup kabut tipis. Cuaca di sekitar lokasi terpantau cerah berawan
Baca berita lengkapnya di sini.