Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil mendesak agar bencana banjir hingga longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat segera ditetapkan Presiden Prabowo Subianto sebagai bencana nasional.
Nasir yang merupakan legislator dari dapil Aceh itu menyebut kondisi warga di wilayahnya kini kian memprihatinkan. Menurut dia, banjir telah menyebabkan banyak keluarga terjebak, akses darat terputus, dan distribusi bantuan belum mampu menjangkau seluruh titik terdampak.
"Jika tidak segera ditetapkan sebagai bencana nasional, saya khawatir jumlah korban akan terus bertambah. Dengan kerendahan hati, saya meminta dan mendorong Presiden Prabowo Subianto untuk menetapkan status tersebut," ujar Nasir dalam keterangannya, Jumat (28/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan langkah penanganan akan terhambat apabila pemerintah pusat tak kunjung menetapkan status bencana nasional. Akses jalur darat yang putus di beberapa wilayah menyebabkan kelangkaan kebutuhan pokok yang memperparah kondisi warga.
Nasir menilai kondisi banjir di tiga provinsi itu telah memenuhi indikator yang diatur dalam regulasi kebencanaan Indonesia.
Dia merujuk pada UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, serta Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam Keadaan Tertentu.
Menurut dia, penetapan bencana nasional dapat dilakukan apabila terdapat korban dalam jumlah besar, kerugian material yang signifikan, cakupan wilayah terdampak yang luas lintas daerah, terganggunya fungsi pelayanan publik dan pemerintahan, serta menurunnya kemampuan daerah dalam menangani bencana.
"Melihat situasi banjir yang terjadi di banyak provinsi, kondisi tersebut telah dengan jelas memenuhi unsur-unsur yang disebutkan dalam peraturan tersebut," katanya.
Di Sumatra Utara, status tanggap darurat diberlakukan selama 14 hari setelah lebih dari sepuluh kabupaten dan kota terdampak bencana.
Aceh juga berada dalam masa tanggap darurat selama 14 hari setelah banjir dan longsor menerjang 16 kabupaten dan kota. Lebih dari 119 ribu jiwa terdampak, lebih dari 20 ribu warga mengungsi, dan korban meninggal serta hilang masih dilaporkan.
Di Sumatra Barat, banjir bandang dan longsor melanda beberapa wilayah seperti Kota Solok dan Kabupaten Agam, dengan ratusan keluarga mengungsi dan korban meninggal yang terus ditemukan tim SAR.