SMPN 4 Sindang di Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalui raihan penghargaan bergengsi ajang Japan ESD Award yang diadakan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) bekerja sama dengan Pemerintah Jepang.
SMPN 4 Sindang menjadi salah satu wakil Indonesia dan sukses menonjol di antara 141 sekolah dari 10 negara Asia Tenggara. Penghargaan ini diberikan atas inovasi pendidikan berjudul "The Adventure in Mangrove Forest: Integrating Local Wisdom and Disaster Mitigation into School Program", yakni program pembelajaran berbasis pengalaman yang memadukan kearifan lokal Indramayu dengan edukasi mitigasi bencana. Kegiatan ini dilaksanakan langsung di kawasan hutan mangrove, menjadikannya ruang belajar aktif dan nyata bagi para siswa.
Program tersebut tidak hanya membangun kesadaran peserta didik terhadap pentingnya pelestarian lingkungan, tetapi juga memperkuat budaya dan kearifan lokal masyarakat pesisir. Para siswa diajak menelusuri hutan mangrove, memahami fungsi ekologisnya, belajar mengenali potensi bencana, serta mempraktikkan langkah mitigasi yang relevan bagi wilayah pesisir.
Kepala Sekolah SMPN 4 Sindang, Ana Rohdiana menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan kebanggaan besar bagi sekolahnya. Program 'The Adventure in Mangrove Forest' lahir dari komitmen untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
"Terima kasih dukungan dari Bupati Indramayu Lucky Hakim yang telah men-support kegiatan lomba ini kepada sekolah kami," kata Ana.
Pola pembelajaran yang diterapkan pun diakui sangat dekat dengan lingkungan para murid, serta relevan dengan tantangan zaman. Pihak SMPN 4 Sindang berharap, inovasi ini dapat terus berkembang dan menginspirasi sekolah-sekolah lain, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.
Dengan capaian membanggakan ini, SMPN 4 Sindang menegaskan posisi sebagai sekolah yang progresif dan inovatif dalam mengembangkan pendidikan berkelanjutan. Prestasi ini sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat peran sekolah-sekolah di Indonesia dalam mengintegrasikan lingkungan, budaya lokal, dan ketangguhan bencana ke dalam kegiatan belajar.
(***/***)