15.307 Warga Kabupaten Agam Sumbar Mengungsi Imbas Banjir dan Longsor

CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2025 14:50 WIB
Sebanyak 15.307 warga di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar) harus mengungsi imbas bencana banjir bandang dan tanah longsor sejak akhir November lalu. ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 15.307 warga di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar) harus mengungsi imbas bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi sejak akhir November lalu.

"Data BPBD Kabupaten Agam, pada Selasa (3/12), pukul 20.00 WIB, sebaran pengungsian terdapat di tujuh kecamatan. Populasi pengungsi teridentifikasi berjumlah 15.307 jiwa," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12).

Rinciannya, di Kecamatan Tanjung Raya 9.198 jiwa, Malalak 2.419 jiwa, Palembayan 1.511 jiwa, Tanjung Mutiara 901 jiwa, IV Koto 778 jiwa, Ampek Nagari 400 jiwa dan Palupuh 100 orang.

Sementara itu, data kerugian material di Kabupaten Agam per Selasa (2/12), dilaporkan total 1.059 rumah rusak. Rinciannya, rumah rusak berat 465 unit, rusak sedang 188 unit, rusak ringan 406 unit.

Kemudian infrastruktur publik rusak di antaranya jembatan 10 titik, jalan rusak 25 titik, jaringan air 6.780 meter dan fasilitas pendidikan 102 unit. BPBD masih melakukan pendataan dan pendetailan data di lapangan.

"Sampai dengan hari ini, pemerintah daerah Agam terus mengupayakan perbaikan infrastruktur darurat, seperti jalan dan jembatan yang putus. Sejumlah alat berat telah dikerahkan untuk perbaikan, dengan tujuan distribusi bantuan, pengerahan alat berat dan mobilisasi warga," tutur Abdul.

Selain itu, BPBD telah mengaktifkan pos komando (posko) yang berlokasi di balairung rumah dinas Bupati Agam. Sedangkan untuk memobilisasi sumber daya, posko telah mengaktifkan 13 pos lapangan di 13 kecamatan.

Kemudian, pemenuhan kebutuhan makan dan minum warga di pengungsian, posko telah mengoperasikan dapur umum sebanyak 26 titik. Dapur umum berupa mobil dapur umum maupun tenda dan rumah warga.

"Pendistribusian lewat udara terus dikerahkan untuk membantu dapur umum dan kebutuhan lain yang dibutuhkan para pengungsi, khususnya di titik-titik yang masih terisolir," ucap Abdul.

(dis/gil)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK