Pemkab Indramayu Perkuat Deteksi Dini dan Layanan HIV

*** | CNN Indonesia
Selasa, 09 Des 2025 16:09 WIB
Upaya penanggulangan HIV di Kabupaten Indramayu kembali menjadi sorotan setelah Dinas Kesehatan memaparkan perkembangan terbaru layanan dan temuan
Jakarta, CNN Indonesia --

Upaya penanggulangan HIV di Kabupaten Indramayu kembali menjadi sorotan setelah Dinas Kesehatan memaparkan perkembangan terbaru layanan dan temuan kasus di wilayah tersebut.

Penanganan HIV, menurut Dinkes, bukan hanya soal mencegah penularan, tetapi juga memastikan layanan kesehatan tetap berjalan kuat dan mudah diakses masyarakat, termasuk di Kecamatan Bongas.

Dalam siaran TikTok bertema "Bersama Hadapi Perubahan: Jaga Keberlanjutan Layanan HIV", Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Indramayu, dr. Bintang, menjelaskan situasi terkini. Ia memaparkan bahwa temuan kasus HIV baru masih signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Di mana pada 2023, ditemukan 658 kasus dari 34.074 skrining; pada 2024 tercatat 573 kasus dari 29.176 skrining, sementara hingga 31 Oktober 2025 sudah ditemukan 404 kasus dari 25.257 skrining.

"Didominasi laki-laki, yang sebelumnya perempuan," kata Bintang memaparkan hasil temuannya dikutip Selasa (9/12).

Ia menambahkan, temuan kasus AIDS pada anak dan remaja (ADHA) usia balita hingga 15 tahun juga tercatat meningkat, dengan 10 kasus pada 2025.

Penanggulangan HIV di Indramayu berjalan berdasarkan sejumlah regulasi daerah dan nasional, mulai dari Perda Nomor 8/2009 tentang Pencegahan HIV-AIDS, Perda Nomor 6/2022 tentang P2PM.

Kemudian, ketetapan Bupati mengenai Komisi Penanggulangan HIV-AIDS dan tim percepatan penanggulangan TB, HIV-AIDS/IMS, dan kusta. Implementasi layanan juga merujuk pada payung hukum pusat, yakni UU Kesehatan No.17/2023, Permendagri No.59/2021, serta Permenkes No.23/2022 tentang Penanggulangan HIV, AIDS dan IMS.

Dinkes menegaskan, promosi kesehatan masih menjadi fondasi pencegahan. Edukasi perilaku aman, kesehatan reproduksi, serta pencegahan penularan rutin dilakukan puskesmas, kader, dan LSM dengan melibatkan tokoh masyarakat serta memanfaatkan media sosial.

Pencegahan lainnya dengan pemberian kondom dan pelicin pada populasi kunci, edukasi manfaat sirkumsisi dan pengobatan IMS.

Deteksi dini juga diperkuat melalui skrining pada kelompok berisiko tinggi, ibu hamil, pasien TB, warga binaan pemasyarakatan (WBP), pengguna napza suntik, pasangan pekerja seks, pasien IMS, dan masyarakat umum.

Penguatan Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) juga dilakukan melalui skrining Tripel Eliminasi serta penerapan kewaspadaan standar.

Deteksi dini kami lakukan dengan melakukan uji saring/skrining terutama pada sasaran SPM (standar pelayanan minimal) yaitu ibu hamil, pasien TB, kelompok resiko tinggi (populasi kunci, WBP, penasun, pasangan PS) dan pasien IMS serta populasi umum lainnya.

Meski HIV belum dapat disembuhkan, pemerintah menjamin ketersediaan obat antiretroviral (ARV) untuk seluruh ODHA.

Indramayu terus memperluas layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) di fasilitas kesehatan. Pada 2023 terdapat 9 puskesmas PDP, dan pada 2025 jumlahnya bertambah enam puskesmas baru.

Ke depan, seluruh puskesmas akan mendapatkan bimbingan teknis terkait upaya penanggulangan HIV. Puskesmas dengan layanan PDP juga menjadi fokus penguatan agar dapat memenuhi standar pelayanan, menjaga ketersediaan obat, serta memastikan pemenuhan bahan medis habis pakai dalam mendukung target Eliminasi HIV 2030 melalui strategi Three Zero.

Dinkes mengimbau agar ODHA memanfaatkan fasilitas layanan PDP terdekat dan disiplin menjalani terapi. Dengan pengobatan yang teratur, ODHA dapat menjalani hidup sehat dan tetap produktif.

(***/***)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER