Rapat Pleno Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (9/12), menetapkan Zulfa Mustofa sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Zulfa sementara akan menggantikan Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang diberhentikan pada 20 November lalu oleh Syuriyah PBNU.
"Penetapan Penjabat Ketua Umum PBNU masa bakti sisa, yaitu Bapak KH Zulfa Mustofa," kata Rais Syuriah Muhammad Nuh dalam konferensi pers usai rapat pleno.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rapat Pleno Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa malam berlangsung tertutup.
Rapat dibuka dengan doa bersama serta penyerahan donasi sebesar Rp2 miliar untuk korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kegiatan rapat dibuka oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar. Kemudian, rapat dipimpin Rais Syuriah PBNU Mohammad Nuh.
Dalam sambutan pembukaannya, Miftahul Akhyar mengatakan Syuriyah merupakan pemilik NU. Sehingga rapat pleno tersebut sekaligus menguatkan posisi supremasi Syuriyah.
"Sebagaimana awal kita sampaikan bahwa Syuriah adalah merupakan owner daripada NU. Dan periode ini menjadi sebuah tekad bersama, untuk menguatkan supremasi daripada Syuriah," katanya.
"Maka, kesempatan ini bagaimana supremasi Syuriah ini betul-betul terjaga, dan terus hidup makin menguat," sambungnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul terlihat menghadiri rapat pleno tersebut
Rapat juga dihadiri oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Khofifah Indar Parawansa, pengurus Mustasyar Habib Luthfi bin Yahya, serta ratusan pengurus PBNU lainnya dari jajaran Rais Aam, Katib, Mustasyar, A'wan, hingga Tanfidziyah.
Pemimpin rapat pleno Rais Syuriah Muhammad Nuh mengatakan Zulfa akan memimpin PBNU sampai pelaksanaan Muktamar.
"Beliau akan memimpin sebagai penjabat ketua umum, melaksanakan tugasnya sampai muktamar," ujar Nuh dalam konferensi pers usai rapat pleno tersebut.
Nuh mengatakan Zulfa diberi tugas untuk segera mempersiapkan muktamar. Ia berujar jika muktamar ini bukan dipercepat, tapi dikembalikan ke siklus semula karena Muktamar 2021 mundur satu tahun akibat Covid-19.
"Muktamar sekarang bukan dipercepat, tetapi dikembalikan ke siklus semula," katanya.
Sejumlah tugas sudah diberikan kepada Zulfa selama masa kepemimpinannya hingga Muktamar. Yaitu melaksanakan musyawarah nasional hingga peringatan satu abad keberadaan Nahdlatul Ulama.
"Ada beberapa tugas yaitu memperingati satu abad Masehi [Nahdlatul Ulama] yang akan jatuh Januari 2026. Dan ada Munas, serta puncaknya di muktamar," kata Muhammad Nuh di konferensi pers seusai rapat pleno.
Zulfa sendiri dalam keterangannya berkata tugas yang diembannya sangat berat. Namun, ia tetap bertekad bahwa dirinya ingin menjadi solusi penyelesaian konflik demi masa depan NU.
"Tadi saya katakan sebelum rekan [wartawan] masuk, bahwa tugas saya sangat berat. Pertama menormalisasi roda organisasi dan kemudian tentunya mengantarkan muktamar yang diawali pelaksanaan Konbes [konferensi besar]," tutur Zulfa.
"Saya juga menyampaikan, saya tidak ingin menjadi konflik masa lalu. Saya ingin menjadi solusi jamiyah ini untuk masa depan," sambung Zulfa.
Lebih lanjut, Zulfa berharap penunjukan dirinya sebagai Pj Ketum dapat menyelesaikan ketidakpastian yang menyebabkan kesedihan para warga NU.
"Karena sudah lama warga NU bersedih atas ketidakpastian ini. Saya harap dengan Ditunjuknya saya dalam pleno ini sebagai Pj Ketum ketidakpastian itu selesai," kata dia.
Zulfa lahir pada tanggal 7 Agustus 1977 di Jakarta. Ia merupakan keponakan dari Mustasyar PBNU sekaligus mantan Wakil Presiden (Wapres) ke-13 Indonesia, Ma'ruf Amin.
Ayahnya merupakan KH. Muqarrabin, berasal dari Pekalongan, sementara ibunya, Nyai Haji Marhumah Latifah, berasal dari Kresek, salah satu kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Ibunda Zulfa merupakan anak Nyai Hajjah Maimunah yang juga ibunda dari KH. Ma'ruf Amin. Zulfa merupakan cucu kemenakan dari Syekh Nawawi al-Bantani.