Operasi Lilin 2025, Kapolri Minta Antisipasi Dampak Siklon Senyar
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan seluruh jajaran untuk memitigasi dan mengantisipasi dampak dari siklon senyar selama pelaksanaan Operasi Lilin 2025.
Operasi Lilin 2025 akan mulai digelar pada periode libur Natal dan Tahun Baru 2026 selama 14 hari terhitung sejak 20 Desember hingga 4 Januari.
Sigit mengingatkan agar seluruh anggota meningkatkan kewaspadaan dan memberikan perhatian khusus untuk menyiapkan langkah mitigasi yang mungkin akan diambil.
"Menjadi catatan penting bahwa kali ini kita menghadapi potensi siklon Senyar yang kemudian berputar kembali ke arah Jawa, ke arah Sulawesi," ujarnya saat Rapat Koordinasi Lintas Sektoral, Selasa (16/12).
"Tentunya ini kemudian menjadi perhatian ekstra dan kita perlu menambah dengan fasilitas-fasilitas peralatan baru yang kita siapkan di posko terpadu untuk menghadapi potensi terjadinya bencana," imbuhnya.
Sigit menjelaskan dalam Operasi Lilin 2025 itu nantinya akan melibatkan 146.701 personel gabungan yang terdiri dari 77.637 dari personel Polri, 13.775 dari personel TNI dan 55.289 personel dari seluruh stakeholder terkait.
Ia mengatakan nantinya juga akan dibangun 2.903 posko di seluruh wilayah mulai dari 1.807 posko pengamanan di sekitar lokasi ibadah dan tempat wisata.
Kemudian 763 posko pelayanan di jalur-jalur arteri untuk digunakan sebagai tempat istirahat sementara dan layanan kesehatan bagi pengendara. Serta 333 pos terpadu sebagai tempat kendali operasi.
"Di mana untuk Operasi Lilin 2025 ini ada 44.436 objek pengamanan terdiri dari gereja, pusat belanja, terminal, stasiun kereta api, pelabuhan, bandara, objek wisata, dan objek perayaan," ujarnya.
Terakhir, ia menekankan agar seluruh anggota juga dapat bersiap untuk menghadapi bencana yang mungkin bisa terjadi selama Operasi Lilin. Ia meminta agar tidak hanya personel melainkan sarana dan prasarana juga harus disiapkan dengan baik.
"Kita juga harus selalu bersiap-siap menghadapi bencana yang ada dengan mempersiapkan peralatan yang terkait dengan kegiatan-kegiatan mulai dari SAR sampai dengan pengungsian," tuturnya.
"Juga peralatan- peralatan yang dibutuhkan untuk membantu pada saat kegiatan evakuasi ini yang tentunya harus disiapkan di pos-pos terpadu yang berbeda dengan situasi-situasi biasanya," imbuhnya.