KEGIATAN PRA-MUSIM

Sepakbola versus Komersialisme

CNN Indonesia
Selasa, 05 Agu 2014 18:48 WIB
Klub-klub besar Eropa menjalani pra-musim dengan berkunjung ke berbagai belahan dunia untuk  membesarkan basis penggemar. Tapi, Louis van Gaal sempat berkata bahwa tidak seluruh kegiatan itu berdampak positif.
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia --

Sepakbola pada era modern telah berubah menjadi sebuah industri global. Klub-klub besar yang sukses di lapangan kini dituntut untuk menjaga neraca keuangan agar tidak defisit. Terlebih lagi dengan tingginya beban gaji pemain serta harga transfer yang demikian besar. Oleh karena itu, strategi pemasaran berskala global untuk mendapatkan penambahan suporter di belahan dunia lain kini banyak diadopsi oleh klub-klub besar.

Salah satu strategi yang banyak digunakan oleh klub-klub besar di Eropa adalah dengan memanfaatkan tur pra-musim. Pertandingan pada jeda antar musim ini seringkali dijadikan sebagai ajang promosi. Selain sebagai ajang latihan menyambut musim baru bagi para pemain, para petinggi klub juga mendapatkan keuntungan lain.

Turnamen International Championsip Club (ICC), misalnya. Klub juara akan mendapatkan 1 juta dolar Amerika. Namun, selain hadiah berupa uang, klub-klub yang berpartisipasi juga mendapatkan kesempatan untuk memperluas basis penggemar mereka, yang berarti pendapatan tambahan dari penjualan pernak-pernik klub.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mari menilik Manchester United, sang juara ICC. Selama menjalani turnamen tersebut, “Setan Merah” telah menjaring banyak suporter di Amerika. Tercatat total 311,105 penonton telah menyaksikan empat pertandingan United di ICC.

Pertandingan antara United melawan Real Madrid di ajang ICC sendiri berhasil memecahkan rekor jumlah penonton sepakbola terbanyak di Amerika. Sebanyak 109,318 penonton datang untuk menyaksikan duel dua tim raksasa Eropa tersebut. Jumlah ini mengalahkan rekor sebelumnya pada 1984, yaitu ketika Perancis bertemu Brazil di ajang Olimpiade yang dihadiri oleh 101,799 penonton.

Selain ICC, turnamen pra-musim lain yang digelar pada 2014 ini adalah Piala Emirates. Kompetisi pra-musim ini diselenggarakan oleh Arsenal di kandang kebanggaan mereka di Emirates Stadium, London, Inggris.

Banyak klub-klub Eropa pernah berpartisipasi di turnamen ini. Misalnya saja Paris Saint-Germain, Juventus, Internazionale Milan, Valencia, hingga Madrid pernah merasakan berkompetisi di Emirates selama 7 tahun sejarah kompetisi ini.

Pada 2014, Piala Emirates menghadirkan Benfica yang berstatus sebagai juara liga Portugal musim lalu. Lalu ada AS Monaco sebagai runner up liga Perancis, dan wakil Spanyol yang musim lalu bertengger di peringkat kedelapan, Valencia.

Arsenal sebagai tuan rumah, sempat tampil memukau ketika menekuk Benfica dengan skor telak 5-1. Namun, justru Valencia yang keluar sebagai juara setelah pada pertandingan terakhir Arsenal ditumbangkan Monaco 0-1, dan Valencia mengalahkan Benfica dengan skor 3-1.

Valencia sebagai juara Emirates Cup 2014 memang 'hanya' mendapatkan 10,000 Euro sebagai hadiah juara pertama, jauh lebih kecil dari IIC 2014. Akan tetapi, Piala Emirates memberikan kesempatan Valencia dikenal lebih luas. Selain disiarkan langsung dari situs resmi Arsenal, turnamen ini juga disiarkan secara langsung di Inggris Raya, Irlandia, Australia, New Zealand, Brazil, serta India.

Namun, pundi-pundi uang serta kesempatan untuk meluaskan basis penggemar itu tidak menjadikan kegiatan pra-musim dipandang positif sepenuhnya. Masih tersisa pertanyaan tentang dampak positif terhadap permainan klub di lapangan.

Louis van Gaal, pelatih baru Manchester United menjadi pelatih pertama yang mengkritisi jadwal United yang penuh dengan kegiatan komersil.

“Kami harus mempersiapkan diri untuk musim depan dan kami juga memiliki banyak kegiatan komersial untuk para pemain. Kami harus bepergian jauh, sering terbang menggunakan pesawat yang mengakibatkan jet lag. Hal ini tidaklah berdampak positif bagi persiapan kami. Akan tetapi, tur ini telah dijadwalkan sebelumnya (sebelum ia menangani United) jadi saya harus dan akan beradaptasi,” ujar van Gaal terkait jadwal tur United yang padat.

Menjadi juara di tur pra-musim sendiri jelas bukan ukuran klub tersebut akan mendulang kesuksesan yang sama atau tidak, ketika kompetisi sebenarnya dimulai.

Real Madrid (Juara ICC 2013) dan Galatasaray (Juara Emirates Cup 2013) misalnya. Keduanya gagal berprestasi di liga masing-masing. Madrid mengakhiri musim di posisi ketiga, sedangkan Galatasaray hanya menjadi peringkat dua di liga Turki. Akan tetapi, Madrid berhasil memenangkan gelar ke-10 Liga Champions dan juga Copa del Rey.

Manchester City, yang mengisi jeda pra-musim tahun lalu dengan pergi ke berbagai belahan dunia seperti Afrika Selatan, Hong Kong, Jerman dan Finlandia, juga disokong dengan pemain kelas dunia, pada kenyataannya hanya mampu meraih gelar Liga Inggris pada pertandingan terakhir.

Oleh karena itu, menarik untuk dilihat sejauh mana klub-klub besar berusaha untuk mendapatkan dukungan dari belahan dunia lain, serta sampai mana kegiatan pra-musim mempengaruhi mentalitas dan kebugaran pemain ketika kompetisi yang sebenarnya telah dimulai.

Untuk sementara ini, pecinta sepakbola di luar benua Eropa, seperti Amerika dan Asia, dapat menikmati penampilan klub favorit mereka di setiap musim panas, sedangkan para pemain hanya bisa melaksanakan tugasnya: bermain sepakbola dan mengejar kemanangan di lapangan.

LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER