Jakarta, CNN Indonesia -- Papua menjadi salah satu lumbung atlet sepakbola wanita di Indonesia. Pada Piala Pertiwi 2014, provinsi paling barat di Indonesia ini mampu mengirimkan tiga tim, dengan dua di antaranya melaju ke semi final.
"Sepakbola memang terkenal di Papua. Setiap ada kompetisi, baik di tingkat desa hingga provinsi pasti ada sepakbola wanita. Anak-anaknya juga suka main sepak bola," ujar Henny Yigibalom, pemain dari tim Papua Dua.
Ia juga menjelaskan bahwa ada klub bola untuk wanita di kota-kota besar Papua, meski tidak sampai di tingkat desa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2005 sampai 2007, Heni sendiri bergabung dengan klub di kota Yakuhimo, lalu bergabung ke Galanita Persitolo dari 2008 hingga 2013. Tahun ini ia kembali ke klub daerah asalnya, Galanita Lanijaya.
Namun, hal ini tidak ditunjang dengan oleh fasilitas maupun kompetisi yang rutin.
Menurut Heni, pertandingan besar baru diadakan beberapa bulan sekali. Misalnya saja saat ada Piala Gubernur, Piala Walikota, acara peringatan HUT RI, atau ketika beberapa Universitas mengadakan pertandingan.
Ini berbeda dengan futsal yang rutin bertanding tiap pekan, minimal untuk berlatih tanding dengan tim pria. Tak heran jika tim Papua yang bertanding di Piala Pertiwi pun merupakan gabungan tim futsal dan tim sepakbola.
Meski demikian, menurut pelatih tim Papua Dua, Robby Maruayana, tak ada perbedaan stamina antara atlet futsal dan sepakbola putri.
Untuk latihan, mereka tak memiliki lapangan khusus. Mereka memanfaatkan lapangan sepakbola yang tersedia. Kadang juga bermain bergabung dengan para pria.
"Kadang memang menerima cibiran, tapi malah ingin membuktikan bahwa wanita bisa melakukan yang sama dengan pria," ujar Henny.
Porsi latihan yang diberikan rutin setiap hari, meski hanya satu sampai dua jam, yaitu jam tiga sampai lima sore. Hal ini karena banyak dari atlet yang masih ada di bangku sekolah.
Dari Wanita untuk Wanita
Satu hal yang menjadikan sepakbola wanita Papua maju adalah adanya dukungan dari pejabat wanita di provinsi itu.
Misalnya saja anggota DPRD Provinsi Papua Maria Tuitau. Menurut Henny, Marialah yang membantu tim, mulai dari Papua sampai berangkat ke Jakarta. Maria juga menemani saat tim berlatih.
Dukungan dari pejabat wanita juga ditunjukkan pada beberapa kompetisi. Rata-rata, tiap kompetisi menyediakan uang hadiah lima juta bagi para pemenang pertama.
"Ada juga yang hadiahnya lebih besar," ujar Henny.
Henny sendiri mengaku tak memperdulikan besaran hadiah pada kompetisi-kompetisi tersebut.
Meski menjadi pencetak gol terbanyak sementara pada kompetisi Piala Pertiwi 2014 ini, Henny menganggap dirinya bukan atlet sungguhan.