Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah absen selama lima tahun dari ajang Liga Champions, Liverpool menandai langkahnya kembali ke ajang bergengsi Eropa ini dengan ancaman sanksi UEFA. Liverpool merupakan salah satu klub di Eropa yang diinvestigasi karena melanggar aturan keuangan UEFA.
Selain Liverpool, AS Monaco, Inter Milan dan AS Roma juga termasuk ke dalam daftar klub yang diinvestigasi.
Liverpool berada dalam radar UEFA setelah mengalami kerugian sebesar 49.8 juta euro pada musim kompetisi 2012/2013.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajemen Liverpool berharap mereka dapat terhindar dari sanksi UEFA, karena kerugian yang mereka alami merupakan dampak pengembangan stadion yang gagal.
Kerugian sebesar 35 juta euro datang dari mantan pemilik Tom Hick yang membatalkan rencana pemindahan stadion ke Stanley Park.
Jika merunut aturan keuangan UEFA, mulai musim 2014/2015, setiap klub yang akan mengikuti kompetisi resmi di bawah UEFA tak boleh mengalami kerugian lebih dari 35,4 juta euro. Akan tetapi ada pengecualian untuk pengembangan pemain muda dan stadion mendapatkan pengecualian.
Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG) menjadi contoh klub yang pernah terkena denda akibat melanggar peraturan keuangan UEFA.
Kedua klub besar ini terkena denda sebesar 49 juta euro, terkena pembatasan transfer, serta pengurangan jatah jumlah pemain di Liga Champions.
Jika Liverpool terbukti melanggar, maka mereka akan menerima hukuman penangguhan uang hadiah dari kompetisi Liga Champion, yang diperkirakan bernilai 7 juta poundsterling.
Pada dua musim terakhir, Liverpool sendiri tidak lolos ke Liga Champion dan Liga Eropa sehingga tidak memasukkan laporan keuangan ke UEFA.
UEFA belum mengkonfirmasi klub-klub yang terkena resiko dikenai sanksi FFP. Pada musim lalu, ada 76 klub yang diindikasikan melanggar aturan, namun hanya sembilan yang dihukum.