Banyak Aturan, Tapi Boleh Selfie

Gleneagles, CNN Indonesia -- Ajang kompetisi olahraga selalu dikaitkan dengan peraturan-peraturan yang ketat nan kaku. Hal serupa berlaku dalam kompetisi golf Piala Ryder.

Meski demikian, ada satu peraturan yang menarik, yakni izin mengambil gambar diri sendiri alias foto narsis atau selfie dengan ponsel pintar di sela pertandingan.

Panitia Piala Ryder 2014 yang diselenggarakan di Skotlandia juga tidak melarang hasil jepretan para atlet-atlet itu untuk diunggah ke media jejaring sosial.

Jenis aturan itu merupakan sebuah kebijakan baru yang dikeluarkan panitia dalam kompetisi yang mempertemukan tim gol Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Perubahan peraturan itu tentu saja menggembirakan bagi pegolf-pegolf muda seperti Rory McIlroy dan Bubba Watson.

''Selfie itu memiliki dorongan yang positif,'' ujar Direktur Pertandingan Piala Ryder 2014 Edward Kitson. ''Kami ingin orang-orang berbagi cerita mereka secara daring dan merasa menjadi bagian dari Piala Ryder.''

Keberadaan perangkat komunikasi seluler menjadi perdebatan di tengah pertandingan olahraga. Pada pelaksanaan turnamen golf Inggris Terbuka pada kurun waktu 200-2012, panitia melarang penggunaan telepon seluler hingga radius 5 meter karena protes dari pegolf.

Kebijakan itu membuat Piala Ryder menjadi ajang yang paling terkoneksi secara sosial sejak 87 tahun lalu. Para penggemar golf pun bisa secara eklusif memantau atau berinteraksi dengan pegolf, walau lewat media jejaring sosial.

McIlroy, yang berasal dari Irlandia Utara, memiliki pengikut Twitter hingga 2,1 juta. Selain itu, pegolf nomor satu dunia itu juga dikenal suka melakukan selfie dan mengunggahnya.

Panitia Piala Ryder juga memanjakan penggemar dunia sosial dengan jaringan koneksi super cepat, 4G, di lokasi kejuaraan.

Bahkan pegolf veteran yang kini menjadi kapten tim AS, Tom Watson, memanfaatkan kelonggaran peraturan tersebut untuk terlibat dalam fenomena jejaring sosial. Ayah dari Bubba itu memiliki pengikut Twitter hingga 59 ribu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam perkembangan olahraga saat ini. Peneliti siaran Liga Inggris Caroline Cheese mengatakan strategi jejaring sosial adalah hal yang tidak boleh dilewatkan panitia penyelenggara untuk menyukseskan suatu kompetisi.

''Itu bisa membuat sebuah basis penggemar yang loyal,'' tukas Cheese seperti dikutip CNN.