BINTANG SEPAK BOLA

Legenda Barcelona dari Asia Tenggara

CNN Indonesia
Selasa, 30 Sep 2014 11:49 WIB
Paulino Alcantara (1896-1967) adalah legenda Barcelona yang berasal dari Asia Tenggara. Ia merupakan pencetak gol terbanyak kedua Barcelona sepanjang sejarah
Paulino Alcantara adalah sosok legenda yang dihormati para pemain dan pendukung Barcelona. Saat Lionel Messi memecahkan rekor gol terbanyak Alcantara pada Maret lalu, penyerang Argentina itu pun berpose mengenakan jersey Alcantara. (Reuters/Gustau Nacarino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pesepakbola keturunan Asia adalah legenda bagi klub Catalonia, Barcelona. Paulino Alcantara merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Barcelona sebelum dipecahkan Lionel Messi.

Messi memecahkan rekor Alcantara dengan mencetak gol ke-371 saat Barcelona menghempaskan Osasuna pada 16 Maret lalu. Total tiga gol Messi kala itu telah mengalahkan Alcantara yang mencetak 369 gol dari 357 laga pada periode 1912-1927.

Alcantara memperkuat Barcelona selama 13 tahun. Alcantara memulai debut bagi Barcelona pada usia 15 tahun 4 bulan dan 18 hari. Debutnya dimulai pada 25 Februari 1912 melawan Catala. Saat itu Barca menang 9-0 dan Alcantara mencetak tiga gol.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang dijuluki El Rompe Redes atau 'Pembongkar Jaring' itu sempat pindah ke Filipina selama dua tahun sebelum kembali berjaya bersama Barcelona hingga akhir karir sepakbolanya.

Selain raja gol, Alcantara juga dikenal sebagai pemain keturunan Asia yang pertama dan satu-satunya hingga saat ini yang bermain untuk Barcelona. Alcantara menggantung sepatunya pada 1927 dan melanjutkan karir sebagai seorang dokter. Di sisi lain, ia juga tercatat pernah menjabat di dewan direksi Barcelona kurun waktu 1931-1934.

Anak Tentara
Alcantara merupakan keturunan Spanyol-Filipina. Ayah Alcantara adalah tentara Spanyol yang menikahi perempuan Filipina ketika Spanyol menjajah negara kepulauan di Asia Tenggara tersebut. Alcantara lahir di Filipina pada 1896. Ayah Alcantara lalu memboyong keluarganya ke Spanyol. Di Spanyol, Alcantara mulai bermain sepak bola dan bergabung dengan FC Galeno.

Kemampuan Alcantara muda terdengar pendiri Barcelona, Joan Gamper dan memasukkannya ke akademi La Masia. Karir Alcantara di Barcelona sempat terhenti ketika orang tuannya memutuskan kembali ke Filipina pada 1916. Ia sempat bermain untuk tim nasional sepakbola Filipina pada 1917 di Tokyo, Jepang dalam laga kompetisi olahraga Asia Timur.

Selama bermain di Filipina, Alcantara memberi dua gelar juara untuk klub Bohemians. Bagaimana dengan Barcelona? Sejak Alcantara keluar klub tersebut tidak mendapat satu gelar pun. Barcelona merayu orang tua Alcantara untuk membawa anaknya kembali bermain bola di Spanyol.

Keinginan Barcelona itu disambut baik Alcantara, tetapi tidak dari orang tuanya. Akhirnya, Alcantara berhasil kembali ke Spanyol ketika ia menolak diobati malaria kecuali diizinkan bermain lagi bersama Barcelona. Usaha itu berhasil dan Alcantara kembali bermain untuk Barcelona pada 1918. Barcelona mendominasi liga kurun waktu 1918 – 1927 bersama tim impian berujung tombak Alcantara. Prestasi Barca saat itu adalah empat piala Copa del Rey dan 8 gelar liga.

Alcantara memutuskan gantung sepatu pada 5 Juli 1927 ketika ia berusia 31 tahun. Alcantara meninggal usia 67 pada 13 Februari 1967. Peti mati Alcantara dikonvoi keliling kota oleh legenda Barcelona lainnya saat itu seperti Ricardo Zamora dan Josip Samitier. Seperti dilansir situs Barcelona, penghormatan terhadap jenazah Alcantara itu dihadiri penggemar sepak bola Spanyol, termasuk dari Real Madrid.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER