Tak heran jika kemudian nama-nama para pemain semakin akrab di telinga masyarakat Indonesia. Salah satu yang menarik perhatian adalah Maldini Pali, salah satu mutiara dari jazirah Sulawesi.
Maldini Pali dan Paolo Maldini
Dulu ia hanyalah pemuda biasa yang sering bermain sepak bola di lapangan multifungsi milik Kodim 1418 Mamuju, Lapangan Merdeka. Tak ada yang istimewa kecuali kecintaannya pada olahraga rakyat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lig Italia menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Maldini. Sang ayah, Paulus Pangloli Pali, adalah pecinta liga yang pernah begitu akrab dengan pecinta sepak bola Indonesia.
Minat sang ayah pun disalurkan kepada putranya ini lewat nama yang diberikan. Maldini, terinspirasi dari Paolo Maldini, seorang pesepak bola yang mampu menjadi bagian timnas Italia saat usianya menginjak 17 tahun.
Harapan yang sama mengiringi pemberian nama tersebut pada Maldini. Mantan pesepak bola Persepar Palangkaraya itu berharap Maldini mampu menjelma menjadi pemain sepak bola yang layak dibanggakan.
Asuhan Sekolah Sepak Bola
"Lompatan besar" Maldini di dunia sepak bola dimulai saat kompetisi Liga Tasha, kompetisi sepakbola di tingkat lokal Sulbar U-14.
Kala itu ia dalam asuhan Muhammad Irfan Rahman, pelatih yang mengasahnya pertama kali. Irfan mulai mendidik Maldini ketika ia masih duduk di bangku kelas II SMP.
Di tangan Irfan, Maldini belajar passing, dribbling, dan kontrol bola. Selain itu, kecepatan dan ketahanan fisiknya pun semakin terasah. Kesabaran dan sifat pantang menyerahnya membuahkan hasil.
Sang pelatih akhirnya mennyertakannya dalam Piala Suratin 2010 di Sinjai, Sulawesi Selatan. Saat itulah SSB Hasanuddin Makassar melirik kemampuan Maldini.
Bersama SSB Hasanuddin, Maldini mengikuti Turnamen Wali Kota Cup U-15 di Makassar. Maldini melejit menjadi pencetak gol terbanyak, yakni 14 gol, dan didapuk sebagai pemain terbaik.
Saat SMA, Maldini pindah sekolah ke SMA Ragunan Jakarta untuk mengembangkan bakat sepak bolanya. Ia lolos rekrutmen pemain Indonesia Football Academy (IFA), bahkan terpilih menjadi salah satu pemain Indonesia yang berlatih di Leicester City, Inggris, selama tiga bulan.
Berlaga Atas Nama Indonesia
Tidak semua berjalan mulus. Sepulangnya dari Inggris, IFA dibubarkan.
Maldini Pali tidak patah semangat. Dia tetap giat berlatih dan tak meninggalkan sekolahnya. Akhirnya titik terang kembali datang saat dirinya terpilih masuk Sociedad Anonima Deportiva (SAD) yang berlatih dan berkompetisi di Uruguay.
Pemuda kelahiran 27 Januari 1995 ini sempat ditawari kontrak beberapa klub besar Indonesia. Sebut saja Persija, Arema, Persib Bandung, dan Pelita Jaya. Maldini memilih Pelita Jaya, dengan kontrak selama tiga tahun dengan gaji Rp 3 juta per bulan.
Sementara karier Internasionalnya dimulai di tim nasional Indonesia U-17 dan berlanjut U-19. Pada 2013, ia turut memperkuat timnas U-19 dalam kejuaraan AFF U-19 2013 sebagai gelandang sayap.
Dalam laga kualifikasi piala Asia U-19 melawan Korea Selatan, Sulung dari tiga anak ini berhasil mengacak-acak barisan pertahanan lawan. Ia menyumbang assist untuk gol kedua Indonesia yang dicetak Evan Dimas.
Dalam laga itu, Timnas U-19 berhasil mengalahkan juara bertahan Piala Asia 11 kali, Korea Selatan dengan skor 3-2. Timnas U-19 menjadi Juara Group G Kualifikasi AFC U-19 dan mengantarkan tim ini ke Piala Asia U-19 2014 Oktober mendatang di Myanmar.
Prestasi Regional
- Haornas 2008 (Kalteng)
- Popda 2008 (Mamuju)
- Popwil 2008 (Sulbar)
- Menpora Cup 2010 (PSM Makassar)
Prestasi Nasional
- Timnas U 15
- Timnas U 16 di Uzbekistan
- Timnas U 17 (Sociedad Anónima Deportiva Uruguay)
- Tinnas U 18 (Sociedad Anónima Deportiva Uruguay)
- Timnas U 19