BOCA VS RIVER PLATE

Duel Panas di Argentina Berujung Imbang 1-1

CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2014 14:54 WIB
Satu derby terpanas di dunia antara Boca Juniors melawan River Plate, berakhir imbang. Derby ini dikenal sebagai pertemuan antara si miskin dan si kaya.
Laga derby antara Boca Juniors dan River Plate yang dilaksanakan di bawah guyuran hujan deras berakhir imbang 1-1(Reuters/Agustin Macarian)
Buenos Aires, CNN Indonesia -- Dalam laga yang berlangsung di bawah derasnya hujan, River Plate bermain imbang 1-1 dengan tim tamu Boca Juniors dalam lanjutan Liga Argentina, Senin (6/10) dini hari WIB.

Gol Boca dari kaki Lisandro Magallan di babak pertama berhasil disamakan oleh pemain pengganti River, German Alejandro Pazzela.

Buruknya kondisi cuaca membuat pemainan kedua klub tidak berkembang. Selain itu, kondisi lapangan yang tergenang air juga membuat aksi individu para pemain tidak terlihat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, pada menit ke-22 Boca berhasil memecah kebuntuan. Memanfaatkan umpan tendangan bebas Federico Carrizo, Magallan berhasil memanfaatkannya dengan baik untuk mengantar Boca unggul 1-0.

Layaknya pertandingan derby pada umumnya, kontroversi juga muncul di laga yang disebut superclasico ini.

Fernando Gago (tengah) bertengkar dengan wasit Mauro Vigliano dalam pertandingan antara River Plate dan Boca Juniors yang berakhir imbang 1-1. (Reuters/Marcos Brindicci)
Pada menit ke-40 gelandang Boca, Fernando Gago, dianggap menggunakan tangannya untuk menahan laju bola di kotak penalti. Padahal berdasarkan tayangan ulang terlihat mantan pemain Real Madrid ini menggunakan kepalanya.

Wasit menunjuk titik putih. Namun, penalti River yang dieksekusi oleh Rodrigo Mora masih jauh melambung di atas gawang, sehingga kedudukan tidak berubah.

Lima menit kedua River berhasil menjebol gawang Boca lewat aksi Carlos Sanchez, namun gol ini dianulir karena Sanchez dianggap telah berada dalam posisi off-side.

Pada babak kedua pertandingan berjalan cenderung membosankan karena kondisi cuaca dan lapangan yang buruk, serta Boca yang bermain bertahan.

Namun Pezzella yang masuk dari bangku cadangan, menjadi pahlawan River setelah golnya memanfaatkan umpan Ramiro Funes Mori.

Sundulan Pezzella sebenarnya dapat diantisipasi oleh kiper Boca, Agustin Orion. Namun, buruknya kondisi lapangan membuat Pezzella berhasil mendapatkan bola muntah yang ia manfaatkan untuk menyamakan kedudukan.

Mori yang berperan dalam proses lahirnya gol River mengakhiri pertandingan lebih cepat. Tekelnya pada menit ke-84 terhadap Marcelo Meli, membuatnya terkena kartu merah.

Dengan hasil imbang ini, River tetap berada di peringkat pertama dengan 22 poin, sedangkan Boca berada di posisi kesembilan dengan 14 poin.

Salah Satu Derby Terpanas di Dunia

Jika dibandingkan dengan hingar bingar di Liga Inggris, Spanyol, Jerman, maupun Italia, Liga Argentina mungkin memang tidak terlalu banyak dinikmati di berbagai penjuru dunia.

Akan tetapi laga superclasico antara River Plate dan Boca Juniors selalu menjadi sorotan dan menarik perhatian para pecinta sepakbola.

Pada April 2004 surat kabar Inggris, The Observer bahkan meletakkan superclasico sebagai peringkat pertama dari daftar '50 kegiatan olahraga yang perlu dilihat sebelum mati'.

Superclasico ini memang merupakan salah satu derby paling penting, penuh kontroversi, dan penuh kekerasan di dunia.

Sama-sama berasal dari La Boca, sebuah distrik pekerja di Buenos Aires, River mendapatkan julukan Los Millionarios (The Millionaires) setelah mereka pindah ke Nunez pada 1925.

Sedangkan Boca lebih dikenal sebagai tim masyarakat kelas pekerja. Selain itu banyak juga penggemar Boca yang berasal dari warga imigran asal Italia.

Para suporter River menyebut pendukung Boca dengan sebutan los puercos (babi), karena stadion Boca terletak di daerah miskin.

Di lain pihak, suporter Boca tidak mau kalah dan memanggil pendukung River dengan sebutan gallinas (pengecut), sehubungan dengan status pendukung River yang banyak berasal dari kelas atas dan takut akan segalanya.

Tanggal 23 Juni 1968 merupakan salah satu contoh persaingan ketat antara River dan Boca. Dalam insiden yang dikenal dengan nama 'Puerta 12', total 71 suporter Boca terbunuh dan 150 lagi mengalami cedera. Kejadian tersebut menjadi kerusuhan suporter terbesar di sejarah sepakbola Argentina, terlebih mengingat rata-rata korban yang masih berusia 19 tahun.

Kini meskipun Boca masih tertatih-tatih di papan tengah klasemen, pertemuan keduanya tetap merebut perhatian para pecinta sepakbola Argentina.

Kedua klub ini pernah menghasilkan nama-nama besar seperti Diego Maradona, Alfredo di Stefano, Gabriel Batistuta, Marcelo Salas, Juan Roman Riquelme, hingga Pablo Aimar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER