Jakarta, CNN Indonesia -- Bermula dari mimpi segelintir orang dari divisi penjualan Honda, kini Motegi menjadi satu di antara sirkuit paling berkelas di dunia.
Semua berawal pada 1986, ketika Honda ingin membangun satu fasilitas berskala besar tempat pengembangan tekonologi terbaru dunia balapan, juga sebagai tempat para pelanggan menikmati motor yang dikeluarkan pabrikan tersebut.
Motegi, sebuah kota di distrik Kanton yang pernah disapu bersih tsunami, dipilih sebagai lokasi pembangunan trek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semula, lokasi ini seolah tak mungkin dibangun sirkuit karena kontur permukaan yang berbukit-bukit,. Namun, Motegi tetap dipilih karena harga tanahnya murah dan bisa ditempuh dua jam dari Tokyo dengan mengendarai mobil. Selain itu, lokasi yang berbentuk amphitheatre akan membuat kebisingan balapan disalurkan ke atas ketimbang ke samping dan mengganggu masyarakat sekitar.
Namun proyek ini tidak dibayar dengan biaya sedikit. Untuk bisa meratakan permukaan tanah, total 1,3 juta meter kubik tanah didistribusikan untuk menaikkan dan menurunkan permukaan.
Bahkan, di beberapa titik, tanah dinaikkan hingga 65 meter!
Pada 31 Maret 1988, proyek pembangunan ini disetujui presiden Honda, Tadashi Kume, yang berkata "Saya ingin Anda bekerja untuk proyek ini dengan pertimbangan jangka panjang dengan sudut pandang internasional. Saya ingin Anda menciptakan fasilitas berskala besar sebagai tempat mengembangkan mimpi kita."
Hingga saat ini, proyek sirkuit Motegi menjadi proyek konstruksi terbesar yang dibiayai oleh satu perusahaan swasta tunggal di Jepang. Kala itu, kota Motegi yang hanya berpopulasi 18 ribu orang, tiba-tiba kedatangan 800 pekerja konstruksi, 280 truk, dan truk sampah berkapasitas 70 ton yang memiliki ban raksasa.
Honda sendiri mempersilakan masyarakat umum untuk melihat proyek pembangunan sirkuit. Selama dibangun bertahun-tahun, total 15 ribu orang pernah mengunjungi Motegi untuk melihat pekerjaan konstruksi.
Pembangunan sirkuit yang lalui dinamai Twin Ring --Twin dari bahasa Inggris yang berarti kembar, sementara Ring diambil dari bahasa Jerman-- membutuhkan waktu sepuluh tahun, karena sempat terkendala krisis ekonomi yang melanda Jepang. Total biaya yang dikeluarkan Honda mencapai 5 miliar yen atau sekitar 566 miliar rupiah.
Pertama kalinya sirkuit sepanjang 4,8 kilo meter itu dikenalkan sebagai tuan rumah adalah pada 2000, yaitu untuk menyelenggarakan GP Pasifik. Namun, sejak 2004 Motegi dipilih untuk menggantikan Suzuka sebagai penyelenggara GP Jepang.
Pada akhirnya, pemilihan Motegi sebagai lokasi membuat satu keunggulan tersendiri yaitu bisa menggabungkan teknologi, dunia balapan dan juga keindahan alam.
Satu ciri lain dari Motegi ini adalah berupa penggabungan dua sirkuit, yaitu sirkuit oval digunakan balapan IndyCar dan juga tempat para pebalap belajar, sementara sirkuit balapan digunakan untuk MotoGP dan beberapa balapan motor lainnya.
Di kompleks sirkuit tersebut, Honda juga membangun museum yang berisi ribuan motor dan mobil yang pernah bertarung untuk Honda dalam puluhan tahun sejarah keikutsertaan pabrikan tersebut dalam dunia balapan.