PIALA EROPA 2016

Nasib Serbia-Albania Ditentukan Pekan Depan

CNN Indonesia
Kamis, 16 Okt 2014 11:01 WIB
UEFA sudah menerima laporan dari Delegasi Pertandingan, Harry Been, dan wasit Martin Atkinson. Komite Etik dan Disiplin UEFA akan memberi keputusan akhir.
Pemain Albania (19), Bekim Balaj, dipukul suporter Serbia dengan kursi saat pertandingan Kualifikasi Piala Eropa 2016 di Stadion Partizan, Beograd, Selasa (14/10). Kerusuhan membuat pertandingan dihentikan menit ke-42. (REUTERS/Marko Djurica)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA) akan memutuskan nasib timnas Serbia dan Albania pada sidang Komite Etik dan Disiplin pekan depan, Kamis (23/10). UEFA sudah menjatuhkan tuntutan kepada dua federasi sepak bola negara tersebut.

Serbia dan Albania terancam sanksi UEFA menyusul kerusuhan yang terjadi di sela pertandingan kedua tim pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2016 Grup I di Stadion Partizan, Beograd, Selasa (14/10).

Pertandingan dihentikan menit ke-42 menyusul kerusuhan yang melibatkan pemain dan ofisial tim kedua tim, serta suporter. Peristiwa ini berawal dari sebuah drone quadcopter membawa spanduk bergambarkan lambang negara Albania yang mengganggu jalannya pertandingan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UEFA sudah menerima laporan dari Delegasi Pertandingan, Harry Been, dan wasit Martin Atkinson. Rencananya, UEFA akan mengambil keputusan dalam sidang pekan depan.

"Sidang disiplin akan dilakukan terhadap Federasi Sepak Bola Serbia (FSS) menyusul menyalanya kembang api, kerusuhan, invasi suporter, kekacauan organisasi, dan penggunaan sinar laser," demikian pernyataan resmi UEFA seperti dilansir Reuters.

Asosiasi Sepak Bola Albania (FSHF) juga tidak luput dari tuntutan UEFA. FSHF terancam sanksi karena menolak melanjutkan pertandingan dan penggunaan spanduk terlarang.

[Gambas:Video CNN]

Salahkan UEFA

Presiden UEFA, Michel Platini, menggambarkan kerusuhan yang terjadi di laga Serbia melawan Albania tidak dapat dimaafkan. Legenda sepak bola Prancis itu menyesali ketegangan politik kedua negara yang telah merusak pertandingan.

"Sepak bola seharusnya menyatukan orang-orang, dan olahraga ini seharusnya tidak dicampurkan dengan politik," ucap Platini.

UEFA juga dianggap sebagai penyebab kerusuhan. Gelandang timnas Albania, Armando Vajushi, mengatakan, UEFA melakukan kesalahan dengan menyatukan tim berjuluk Shqiponjat itu dengan Serbia di Grup I.

"Ini kesalahan UEFA. Bagaimana bisa mereka menaruh kami dan Serbia dalam satu grup? Mereka seharusnya tidak membiarkan itu terjadi. Sekarang, UEFA harus memberi kami tiga poin," ujar Vajushi.

Serbia dan Albania memiliki sejarah panjang hubungan tidak harmonis akibat konflik Kosovo. Kerusuhan di Stadion Partizan juga terjadi karena para pemain menganggap simbol negara Albania diperlakukan tidak hormat oleh pemain Serbia, Stefan Mitrovic.

Dalam spanduk yang dibawa drone quadcopter terdapat gambar dua tokoh Albania, Ismail Qemali dan Isa Boletini. Hingga kini belum bisa dipastikan siapa yang mengendalikan quadcopter tersebut.

"Mitrovic hanya ingin menyingkirkan spanduk itu hingga pertandingan bisa dilanjutkan. Tapi, pemain Albania menyerangnya. Jelas ini isu politik yang sudah direncanakan," demikian pernyataan resmi FSS.

Presiden FIFA, Sepp Blatter, juga berharap UEFA bisa mengambil keputusan tepat untuk menyelesaikan masalah Serbia dan Albania.

"Sepak bola seharusnya tidak digunakan untuk pesan politik. Saya sangat mengutuk peristiwa yang terjadi di Beograd," ucap Blatter.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER