DUEL RAJA EROPA

Ajax Ingin Belajar dari Barcelona

CNN Indonesia
Selasa, 21 Okt 2014 10:33 WIB
Pelatih Ajax, Frank de Boer, ingin timnya belajar dari Barcelona untuk menaikkan level permainan. Padahal, sejarah menulis bahwa Ajax lah guru strategi Barca.
Pelatih Ajax Amsterdam Frank de Boer ingin anak-anak asuhnya yang didominasi pemain muda belajar dari Barcelona dalam laga Liga Champion, Rabu (22/10) dini hari WIB. (REUTERS/Gustau Nacarino)
Barcelona, CNN Indonesia -- Pelatih Ajax Amsterdam, Frank de Boer ingin timnya belajar dari Barcelona untuk menaikkan level mereka di tingkat internasional, terutama Eropa.

Ajax akan bertandang ke Camp Nou melawan Barcelona dalam lanjutan Liga Champion grup F, Rabu dini hari (22/10). Musim lalu Barca kalah dari Ajax 1-2 di Amsterdam pada fase grup Liga Champion. Padahal sebelumnya, Blaugrana berhasil membantai Ajax 4-0 di Camp Nou lewat hat-trick Lionel Messi dan aksi Gerad Pique.

Tahun ini De Boer mengatakan dirinya akan membawa Anak-Anak Amsterdam mencuri poin di kandang Barcelona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu akan sulit untuk mendapatkan poin tapi kami pergi dengan kepercayaan diri dan akan mengeluarkan 100% (kemampuan),'' kata De Boer dalam jumpa pers di Camp Nou awal pekan ini.

Dalam dua pertandingan Liga Champion musim ini Ajax harus memetik hasil imbang. Klub ibu kota Belanda itu tertinggal satu poin dari Barcelona yang bertengger di peringkat kedua klasemen sementara Grup F.

''Saya harap kita akan melihat permainan sepak bola terbaik kami dan menunjukkan apa yang bisa kami lakukan. Mereka adalah para pemain Ajax dan memiliki kualitas yang tak bisa diragukan.

"Mereka harus menujukkan kualitas tersebut,'' kata De Boer yang pernah memperkuat Barcelona selama tiga musim. "Kami tidak boleh melakukan kesalahan (melawan Barca). Mereka ingin hasil yang bagus dan kami juga."

Barcelona Belajar dari Ajax

De Boer memang menyatakan anak-anak Amsterdam harus belajar menaikkan level permainan ketika melawan Barcelona. Namun, ditilik dari sejarah, insan-insan sepak bola Ajax lah yang memberi pelajaran kepada Barcelona memperkuat ciri khas permainan menyerang.

Dari era 1970an, mantan pelatih Ajax telah menghadirkan 22 piala bagi Barcelona di berbagai kompetisi.

Semua itu diawali dari kehadiran mantan pelatih Ajax, Rinus Michels, di Barcelona pada tahun 1971. Michels adalah pelatih asal Belanda--juga Ajax--pertama yang melatih tim Catalan.

Michels memberi gelar La Liga untuk Barca pada 1973. Sempat semusim kembali ke Ajax, pada 1976 Michels melatih lagi Blaugrana sampai 1978.

Michels yang disebut peletak dasar strategi total football telah menyukseskan hal tersebut bersama Ajax, timnas Belanda, dan Barcelona. Namun, upaya Michels itu tak akan berhasil tanpa pemain yang dapat mengimplementasikan strateginya di lapangan.

Johan Cruyff adalah pemain itu. Cruyff dibawa Michels dari Ajax pada 1973 dan bermain di Barca sampai 1978. Setelah menggantung sepatu, Cruyff melatih tim-tim yang telah membesarkan namanya yakni Ajax (1985-1988) dan Barcelona (1988-1996).

Sejak era Michels itu, Barcelona dan Ajax membangun hubungan kedekatan lewat para pemain. Di sisi lain, filosofi Total Football yang dibawa insan Ajax seimbang dengan gaya menyerang tim Catalan untuk terus memburu gol. Selain itu, tak bisa dipungkiri, Ajax adalah penyuplai pemain-pemain bintang Barcelona.

Cruyff membawa eks-Amsterdam Richard Witschge dan Ronald Koeman untuk memperkuat tim impian Barcelona. Klub musuh bebuyutan Real Madrid itu mengalami bom pemain Ajax saat Josep Lluiz Nunez menarik Louis van Gaal sebagai pelatih pengganti Bobby Robson. Van Gaal yang telah menjadi bagian tim kepelatihan Ajax selama sembilan musim itu membawa serta Anak-Anak Amsterdam ke Camp Nou.

Michael Reiziger, Winston Bogarde, Patrik Kluivert, serta Frank dan Ronald de Boer adalah para bintang Ajax yang menjadi bintang Barca di bawah kepelatihan Van Gaal.

Frank Rijkard adalah pelatih jebolan Ajax terakhir yang mengarsiteki Blaugrana. Mantan gelandang bertahan timnas Belanda itu ditunjuk Presiden Barcelona Joan Laporta untuk melatih tim Catalan pada 2003. Rijkard melatih Barca selama hampir lima musim sebelum kembali melatih pada 2009 (Galatasaray).

Rijkard juga menjadi pelatih yang membantu memoles Lionel Messi. Rijkard memberi debut kepada El Messiah pada usia 17 tahun 114 hari dalam laga derbi Catalan versus Espanyol, 16 Oktober 2004.

Walaupun, tim kepelatihan belum lagi dipegang kubu Amsterdam, Barcelona belum bisa lepas dari para pemain yang dididik akademi Ajax. Josep Guardiola menarik Maxwell dan Zlatan Ibrahimovic.

Selain itu pelatih Barca saat ini Luis Enrique menarik Anak-Anak Amsterdam lain yang telah merumput di Liga Inggris, Luis Suarez dan Thomas Vermaelen.

Kualitas Ajax

Baik Ajax maupun Barcelona sama-sama sudah memenangkan empat Piala Champion. Namun De Boer menilai kualitas timnya saat ini memiliki kualitas lebih rendah dari Tim Catalan.

Namun, bagi De Boer hal itu tidak menjadi persoalan karena kedua tim berbeda dalam hal perekrutan pemain. Barcelona memiliki anggaran yang besar untuk belanja pemain, sedangkan Ajax mengutamakan pengembangan para pemain muda jebolan akademi.

Anggaran Barca musim ini mencapai 423,35 juta poundsterling--termasuk untuk membeli Luis Suarez (71,2 juta poundsterling) dan Vermaelen (10 juta poundsterling).

Di sisi lain, Ajax telah menjual Dalley Blind ke Manchester United dengan harga 15,4 juta euro.

"Wajar saja Barca memiliki kualitas dan pengalaman yang lebih baik, tapi kami harus belajar dari pertandingan ini dan melihat tingkat yang dapat dicapai," kata De Boer dalam jumpa wartawan di kandang Barcelona.

Sementara itu Enrique menjamin akan mencurahkan tenaga Barcelona untuk menghadapi Ajax. Kemenangan atas Ajax, kata Enrique di Camp Nou, akan menguatkan semangat timnya menghadapi laga El Classico versus Real Madrid akhir pekan nanti.

"Tim saya sedang dalam performa yang tinggi saat ini dan ini adalah sebuah pekan yang menarik," ujar Enrique.

Dalam laga ketat pekan ini, Enrique menekankan untuk fokus menghadapi serangan Anak-Anak Amsterdam yang dilatih mantan rekannya saat bermain di Barcelona, Frank de Boer. Bagi Enrique, Ajax adalah sebuah tim yang dapat memanfaatkan setiap kesempatan.

"Mereka terstruktur dengan baik dan kami memiliki strategi permainan yang sangat komplit untuk mengatasi taktik mereka. Mereka akan menjadi lawan yang sulit," kata Enrique menandaskan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER