KASUS RASIAL

Pelatih Rusia Dihukum karena Ucapan Rasial

CNN Indonesia
Kamis, 13 Nov 2014 10:45 WIB
Salah satu pemain kulit hitam FC Rostov, Siyanda Xulu, menyatakan tidak akan berlatih hingga Gamula meminta maaf kepada seluruh pemain kulit hitam di klub itu.
Benoit Angbwa menjadi korban rasial pelatih FC Rostov, Igor Gamula, yang akhirnya dijatuhi hukuman lima kali larangan mendampingi tim. (Getty Images)
Moskow, CNN Indonesia -- Pelatih kepala FC Rostov, Igor Gamula, mendapatkan hukuman larangan mendampingi tim selama lima pertandingan dari Asosiasi Sepak Bola Rusia (RFS), Rabu (13/11), setelah melakukan tindakan rasial.

Pernyataan barbau rasial yang dilontarkan Gamula terjadi saat konferensi pers setelah pertandingan melawan Ural Ekaterinburg, akhir Oktober 2014.

Gamula mendapatkan pertanyaan dari seorang wartawan terkait rumor klub yang sedang dilanda krisis finansial itu akan membeli pemain asal Kamerun, Benoit Angbwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah memiliki enam pemain kulit hitam, apakah Anda mau saya membeli yang ketujuh? Angbwa tinggal di sekitar sini, kami tidak akan membelinya," ujar Gamula pada saat itu.

Pernyataan Gamula menuai banyak kritikan dari media, khususnya di Inggris. Namun, pelatih 54 tahun itu mengaku tidak pernah bermaksud menghina Angbwa secara rasial.

"Saya akan katakan lagi. Itu hanyalah sebuah lelucon. Saya memiliki hubungan yang baik dengan seluruh pemain berkulit hitam. Media Inggris hanya tidak mengerti lelucon Rusia," ujar Gamula seperti dilansir Reuters.

Ucapan Gamula tidak hanya menyinggung Angbwa, tapi juga pemain asuhannya. Salah satu pemain kulit hitam di FC Rostov, Siyanda Xulu, menyatakan tidak akan berlatih hingga Gamula meminta maaf kepada seluruh pemain berkulit hitam di klub tersebut.

Gamula akhirnya mengungkapkan permintaan maafnya secara pribadi kepada setiap pemain kulit hitam FC Rostov.

Hukuman Terberat

Menteri Olahraga Afrika Selatan, Fikile Mbalula, dan Presiden Asosiasi Sepak Bola Afrika Selatan, Danny Jordaan, tetap meminta FIFA menyelidiki komentar Gamula tersebut.

Keduanya berpendapat Rusia harus segera menyelesaikan masalah rasial sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.

"Setiap negara yang akan menyelenggarakan Piala Dunia, haruslah bersikap ramah kepada setiap ras atau bangsa, tanpa diskriminasi karena warna kulit seseorang," ujar Jordaan.

"Oleh karena itu saya merasa Gamula seharusnya mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya. Ini bukan kali pertama terjadi di Rusia," sambungnya.

Kasus rasial marak terjadi di Rusia. Sebelumnya, pemain Dynamo Moskow asal Kongo, Christopher Samba, dan penyerang Zenit St. Petersburg asal Brasil, Hulk, sempat mendapatkan perlakuan rasial dari pendukung tim lawan.

"Tentunya Anda perlu memperhatikan apa yang Anda katakan, khususnya saat ini kami sedang berusaha melawan rasial," ujar Wakil Presiden RFS, Nikita Simonyan, usai sidang komite disiplin, Rabu (12/11).

Gamula mengaku RFS menyuruhnya untuk tidak berkomentar terhadap sanksi yang diberikan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER