ATP FINAL

Akhir Musim Memalukan Bagi Andy Murray

CNN Indonesia
Jumat, 14 Nov 2014 11:13 WIB
Andy Murray mengakhiri tahun dengan memalukan di ATP Final, sementara Kei Nishikori menjadi debutan paling mengagumkan dalam turnamen penutup musim 2014.
Roger Federer akhirnya menjadi juara grup B final ATP di O2 Arena, London. Ia akan bertarung dengan runner-up grup A yang akan ditentukan malam ini di tempat yang sama. (REUTERS/Dylan Martinez)
London, CNN Indonesia -- Rangkaian pertandingan terakhir Grup B ATP World Tour Finals 2014 di London, Inggris, menghasilkan dua kisah bertolak belakang.

Ada yang menanggung malu karena kalah telak. Ada pula yang mengagumkan karena penampilan impresif dalam debutnya di turnamen pamungkas ATP World Tour.

Pada laga terakhir, petenis tuan rumah Andy Murray harus menelan kekalahan kedua yang membuatnya gagal ke semifinal di O2 Arena, London. Bahkan, kekalahan yang diperoleh Murray hampir memalukannya, karena tidak bisa mencuri poin dari sang lawan, Roger Federer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini bukan cara yang bagus untuk mengakhiri tahun.Andy Murray
Petenis peringkat dua ATP itu menunjukkan superioritasnya terhadap Murray yang berada di peringkat enam ATP. Federer mencetak kemenangan besar 6-0 6-1 dalam lanjutan ATP World Tour di O2 Arena, Jumat (13/11) dini hari WIB.

Murray hampir kalah telak seandainya dia tidak mampu mencuri poin di set kedua. Federer pun gagal mengulang rekor kemenangan sempurna yang ia pernah ia peroleh pada final ATP World Tour 2005.

Saat itu, petenis yang pernah menempati peringkat satu ATP mengalahkan petenis Argentina, Gaston Gaudio, dua set telak 6-0 6-0.

Kemenangan sempurna Federer atas Gaudio sembilan tahun silam juga menjadi satu-satunya kemenangan sempurna sepanjang sejarah berlangsungnya turnamen akhir tahun tersebut.

Akhir yang Memalukan

Dalam pertandingan dini hari tadi, Federer bermain tidak menurunkan performanya. Padahal, ia sudah pasti lolos ke semifinal setelah Kei Nishikori mengalahkan David Ferrer di pertandingan sebelumnya.

Federer sebetulnya hanya tinggal perlu memenangi satu set untuk memuncaki klasemen akhir Grup B ATP Final 2014.

Namun, petenis 33 itu tetap menampilkan performa yang mantap dan mengalahkan Murray dengan skor mengesankan.

Setelah memenangi set pertama dengan sempurna, Federer hampir mengulang skor sempurna di set kedua, setelah ia berhasil unggul 5-0 dan dalam keunggulan 30-0 untuk menciptakan memastikan matchpoint.

Sayangnya Federer gagal meraih poin terakhir tersebut, dan poin akhirnya berhasil direbut Murray, untuk menghindari nasib yang pernah dialami Gaudio. Seri penutup tahun 2014 pun menjadi akhir yang memalukan bagi Murray.

"Ini bukan cara yang bagus untuk mengakhiri tahun," keluh Murray dengan raut wajah lelah ketika keluar dari lapangan setelah set kedua berakhir.

Petenis 27 tahun itu juga mengaku Federer lebih beruntung. "Semua (pukulan) yang ia lakukan malam ini selalu berhasil," ucap Murray.

Petenis yang pernah menempati peringkat dua ATP itu hampir mencuri poin di set pertama. Ia memiliki keunggulan 30-0 dalam perebutan game pertama di set tersebut.

Namun, Federer langsung membalikkan keadaan dan terus meraih poin hingga memenangi set pertama dengan skor telak.

"Saya tidak menyangka akhirnya akan seperti ini, tetapi akan selalu ada tahun berikutnya bagi Murray, semoga dia akan memiliki musim yang bagus," kata Federer yang merupakan petenis tertua di antara delapan peserta di O2 Arena.

Calon Penantang

Jika Murray mendapatkan malu di laga akhir, pada pertandingan sebelumnya, petenis Jepang Kei Nishikori justru sebaliknya. Nishikori yang baru kali pertama tampil di final ATP itu berhasil menang atas David Ferrer.

Ferrer sebetulnya tidak lolos ke final ATP 2014. Namun, petenis peringkat 10 ATP itu berhasil mendapat kesempatan di pertandingan terakhir Grup B. Ferer masuk karena petenis peringkat delapan ATP, Milos Raonic, mengalami cedera.

Petenis muda Jepang, Kei Nishikori, menjadi debutan paling mengejutkan di Final ATP yang digelar di O2 Arena, London sejak 9 November lalu. (REUTERS/Dylan Martinez)
Nishikori berhasil menunjukkan kualitas sebagai debutan paling memukau di ATP Final. Ia akhirnya berhasil mengalahkan Ferrer setelah melewati tiga set.

Kalah 4-6 di set pertama, Nishikori berhasil unggul 6-4 6-1 di dua set selanjutnya.

"Set penentuan berlangsung hampir sempurna," ujar Nishikori, seperti yang dilansir dari Reuters.

Ferrer pun memuji penampilan bintang muda Jepang yang baru 24 tahun tersebut. Bagi Ferrer, jika Nishikori berhasil mempertahankan performanya ia akan menjadi penantang berbahaya bagi peringkat utama ATP.

"Kei, dia bermain dengan sangat bagus," ujar Ferrer, yang telah berada di London sejak Minggu (9/11) lalu. "Dia bermain dengan kepercayaan diri yang tinggi."

Nishikori adalah petenis Asia pertama yang berhasil tampil di final ATP setelah mencapai partai puncak di Amerika Serikat Terbuka.

Di final AS terbuka tersebut, Nishikori kalah dari Marin Cilic yang kini terpuruk sebagai juru kunci di klasemen sementara Grup A. 6-3 6-2.

Berikutnya, di semifinal nanti Nishikori akan menantang juara Grup A. Di antara empat petenis Grup A--Novak Djokovic, Stan Wawrinka, Thomas Berdych, dan Cilic-- Djokovic berpeluang besar menjadi juara grup di klasemen akhir.

Oleh karena itu, jalan Nishikori akan berat untuk lolos dari semifinal karena akan melawan petenis peringkat satu dunia.

Djokovic saat ini berada di peringkat pertama klasemen sementara Grup A setelah mendapat kemenangan sempurna di dua laga. Ia akan melawan Berdych yang masih berpeluang lolos ke semifinal.

Sementara itu di peringkat kedua Grup A adalah Stan Wawrinka yang kalah dari Djokovic pada Kamis (13/11) dini hari WIB.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER