KASUS DOPING

Doping Chong Wei: Titik Nadir Bulutangkis

CNN Indonesia
Rabu, 12 Nov 2014 15:27 WIB
Dunia Bulutangkis sedang berada dalam titik terendahnya, setelah kasus doping Lee Chong Wei menambah panjang deretan kasus di dunia bulutangkis.
Kasus doping Lee Chong Wei menambah panjang deretan kasus yang mencederai sportivitas di olahraga bulutangkis. (Reuters/Samsul Said)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meski kasus doping menyeret nama pebulutangkis nomor satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei, mengejutkan dunia bulutangkis, ini bukan kali pertama cabang olahraga ini tersangkut kasus doping maupun insiden kontroversial lainnya.

Peraih medali emas Olimpiade asall Korea Selatan, Lee Yong-dae, juga pernah tersangkut kasus serupa saat ia dengan sengaja melewatkan tes doping tiga kali.

Bersama dengan atlet Korea Selatan lainnya, Kim Ki-Jung, keduanya sempat terkena larangan bertanding, meski akhirnya hukuman keduanya dicabut. Pada saat itu, Asosiasi Bulu tangkis Korea Selatan (BKA) berkilah keduanya sedang sibuk mengikuti kompetisi internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) akhirnya menjatuhkan hukuman sebesar US$ 40 ribu kepada kepada BKA karena gagal menyediakan informasi penting tentang tes doping kepada atletnya.

Indonesia sendiri tak lepas dari catatan merah karena sempat muncul kasus penggunaan doping bintang bulutangkis tanah air, Sigit Budiarto. Juara dunia ganda putra tersebut mendapatkan hukuman larangan bertanding selama 13 bulan, setelah gagal lolos tes doping pada 1998 silam.

Selain doping, sportivitas di dunia bulutangkis juga sempat tercoreng saat dua pemain Denmark, Hans-Kristian Vittinghus dan Kim Astrup Sorensen, ditawari sejumlah uang dalam usaha pengaturan skor oleh seorang warga Malaysia.

Kala berlaga di kejuaraan Jepang Terbuka, Juni silam, keduanya ditawari uang sebesar tiga ribu euro, untuk mengatur jalannya pertandingan.

Pada kesempatan itu Astrup sempat bertanya kepada warga Malaysia tersebut, pertandingan apa saja yang telah ia atur, dan jawaban yang didapatkan Astrup ternyata cukup mengejutkan.

Pria pengatur skor tersebut mengaku telah mengatur pertandingan-pertandingan di Piala Thomas dan juga kejuaraan Singapura Terbuka.

"Jika Piala Thomas sudah diatur, kita berbicara mengenai sebuah manipulasi di salah satu kejuaraan terbesar di dunia bulutangkis. Kita harus menuntaskan masalah ini, karena jika ini (pengaturan skor) bisa terjadi di sini (Jepang), maka juga dapat terjadi di mana saja," ujar Astrup kepada media Denmark, DR.

Menurut presiden BWF, kejadian ini merupakan ancaman besar bagi dunia badminton.

"Jika Piala Thomas dan Singapura Terbuka telah diatur, ini merupakan masalah yang sangat-sangat serius. Ini tentunya merupakan masalah mendalam. Ini bisa saja hanya merupakan awalnya," ujar presiden BWF, Poul-Erik Hoyer.

Kartu Hitam

Meski bukan pengaturan hasil pertandingan, muka bulutangkis Indonesia juga pernah tercoreng saat pasangan Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari bertanding dengan buruk karena berharap kalah demi menghindari lawan di babak selanjutna.

Dalam pertandingan ganda putri babak penyisihan Olimpiade London 2012 silam, Greysia/Meiliana menghadapi pasangan asal Korea Selatan, Ha Jung Eun/Kim Min Jung, di stadion Wembley.

Sejak awal pertandingan, kedua pasangan bermain buruk dan terkesan tidak sportif, sehingga pertandingan sempat dihentikan sebanyak empat kali oleh wasit.

Bahkan wasit kehormatan, Torsten Berg, saat itu langsung turun ke lapangan dan langsung mengeluarkan kartu hitam bagi kedua pasangan, yang berarti keduanya didiskualifikasi dan tidak dapat bertanding lagi dalam lanjutan laga Olimpiade London saat itu.

Seusai pertandingan, pihak Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pun memberikan sanksi keras kepada pasangan Indonesia, beserta tiga pasangan ganda putri lain yang terlibat insiden tersebut.  

Kini dengan kasus terbaru yang menimpa pebulutangkis peringkat nomor satu dunia, dunia bulutangkis tampaknya sedang berada dalam titik nadir perjalanan mereka.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER