BINTANG SEPAK BOLA

Beban Berat Anak Sang Pesepak Bola Bintang

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2014 16:48 WIB
Pelatih Perancis, Didier Deschamps, meminta Enzo Zidane tak disamakan dengan ayahnya, yaitu sang legenda Juventus dan Real Madrid, Zinedine Zidane
Enzo Zidane menjalani laga debut bersama Real Madrid B. Putra dari Zinedine Zidane itu menghadapi tantangan dari nama besar ayahnya untuk berkarir di lapangan hijau.(Getty Images/Franck Fife)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada posisi yang sama yang dulu dilakoni ayahnya, yaitu gelandang tengah, Enzo Zidane, 19, menjalani debut dalam pertandingan Real Madrid B versus Conquense.

Pada laga tersebut Real Madrid B unggul 2-1 dan Enzo bermain sebagai pemain pengganti.

Memiliki ayah seorang mantan pemain besar bisa menjadi beban bagi para anak pesepak bola, termasuk di antaranya Enzo. Pasalnya, tidak seluruh bakat besar dari pemain besar dapat menurun kepada buah hati mereka.
Sebagian bakat mungkin diwariskan, namun belum tentu bisa menjamin kesuksesan. Dalam kasus Enzo, ia sudah membuktikannya dengan menjadi bagian dari tim nasional U-19 Perancis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pelatih Perancis Didier Deschamps tak ingin bakat emas Enzo padam karena ekspetasi berlebih pada pundaknya.
Enzo tidak akan hidup dari sejarah ayahnya.Didier Deschamps


Maret lalu, sahabat Zidane itu meminta media massa tak mengganggu Enzo.

"Biarkan dia sendiri karena ia membutuhkannya. Nama Zidane terlalu berat untuk di bawa," tukas Deschamps.

Ketika Deschamps dan Zidane memenangkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000, Enzo masih balita.

"Tidak pernah mudah, dan tak akan lebih mudah dengan namanya (Zidane). Dia tidak akan hidup dengan sejarah ayahnya dan saya pikir Zizou akan setuju dengan ini," kata Deschamps.

"Zizou hidup dengan kehidupannya sendiri, dengan karir dia sendiri. Enzo juga punya jalannya sendiri."
Zinedine Zidane (kiri) adalah salah satu mantan bintang tersukses sepak bola dunia. (Getty Images/Firo Foto)

Deschamps tampaknya ingin putra sulung dari koleganya tersebut memiliki masa depan yang panjang sebagai bintang sepak bola.

Sejarah sepak bola dunia mencatat ada putra dari bintang sepak bola besar sukses menjalani karirnya di lapangan hijau.

Di sisi lain, ada pula yang biasa saja, bahkan meredup.

Beberapa yang sukses adalah Paolo Maldini yang sukses mengikuti jejak ayahnya, Cesare, sebagai pemain bertahan paling bersinar di Italia.

Maldini adalah tim inti dari AC Milan dan skuat Italia hingga ia pensiun pada usia 41 di tahun 2009.

Kini dunia pun menanti kiprah Maldini generasi ketiga di lapangan hijau, Christian, yang kini bermain di tim primavera AC Milan.

Musim lalu, Christian yang juga berposisi sebagai bek kiri seperti ayahnya sempat dipinjamkan ke Brescia.

Jika keluarga Maldini sukses, lain halnya dengan putra dari Johan Cruijf, Jordi, serta anak dari Pele, Edinho.

Jordi gagal mengikuti jejak ayahnya yang menjadi legenda di Belanda, Ajax Amsterdam, dan Barcelona.

Jordi tidak dapat menembus skuat inti Barcelona setelah direkrut dari Barcelona B selama dua musim. Ia bermain 41 kali selama dua musim di tim senior Barca. Hal serupa juga dilakoni selama empat musim membela Manchester United.

Sedangkan Edinho, nasibnya lebih buruk lagi. Edinho tidak mampu membawa nama besar ayahnya, Pele, untuk juga bersinar di lapangan hijau.

Selama sembilan tahun berkarier pada kurun waktu 1990-1999, Edinho hanya bermain sebanyak 20 kali. Setelah pensiun dini pada usia 29, Edinho justru sempat merasakan dinginnya hotel prodeo karena tuduhan pembunuhan dan perdagangan obat terlarang.

Pada Juni tahun ini, pengadilan Brasil menjatuhkan vonis penjara 33 tahun bagi Edinho karena dinilai terlibat dalam mafia narkoba.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER