London, CNN Indonesia -- Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) telah diminta untuk melakukan lobi kepada Federasi Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk melakukan boikot pada Piala Dunia selanjutnya, jika FIFA tidak melakukan langkah perbaikan secara mendasar.
Mantan bos FA, David Bernstein, berkata kepada BBC Sport bahwa ini saatnya untuk mengambil tindakan drastis melawan organisasi tertinggi di dunia sepak bola tersebut.
Ia percaya bahwa tanpa dukungan negara-negara Eropa, turnamen Piala Dunia tidak akan dianggap serius dan aksi boikot Piala Dunia akan didukung masyarakat Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya menyerukan boikot, Bernstein juga undur diri dari satuan pelaksana anti-diskriminasi FIFA.
Ia menyatakan bahwa tim anti-diskriminasi itu tidak berfungsi efektif dan ia tidak ingin lagi berhubungan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan FIFA.
Badan yang dipimpin Sepp Blatter tersebut, menurut Bernstein, seolah seperti kerajaan Uni Soviet lama yang membahayakan kredibilitas sepak bola.
Pernyataan-pernyataan Bernstein keluar setelah munculnya kontroversi terkait penyelidikan kasus dugaan suap di Piala Dunia. Pengacara yang melakukan investigasi kasus tersebut, Michael Garcia, bahkan mengkritik FIFA karena salah menginterpretasi hasil penyelidikannya.
Bernstein sendiri pernah memimpin FA selama tiga tahun, yaitu dari Januari 2011 -- atau tepat ketika FIFA memberikan hak tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 kepada Rusia dan Qatar.
Di bawah kepemimpinan Bernstein, FA gagal untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.
"Inggris tidak bisa melakukan ini sendirian -- tidak ada negara yang bisa," kata Bernstein.
"Saya pikir Inggris bisa mempengaruhi FIFA melalui UEFA. Namun, untuk memiliki daya tawar, Inggris harus mempertimbangkan untuk memboikot Piala Dunia, kecuali FIFA mau memperbaiki diri."
"Jika saat ini saya masih berada di FA, saya akan melakukan segala yang saya bisa untuk mengajak negara Eropa lain untuk mengambil sikap ini."
"Ada saatnya kami harus berhenti berbicara dan melakukan sesuatu," kata Bernstein pada wawancara eksklusifnya dengan BBC seraya menambahkan bahwa negara-negara kuat seperti Jerman, Spanyol, Italia, Perancis dan Belanda memiliki kekuatan untuk mempengaruhi proses reformasi FIFA.
Bernstein sendiri tidak sendirian dalam mengkritisi FIFA.
Beberapa waktu lalu, presiden Liga Sepak Bola Jerman, Reinhard Rauball, berkata bahwa UEFA bisa saja meninggalkan FIFA jika laporan Garcia tidak dipublikasikan secara lengkap.