Tegucigalpa, CNN Indonesia -- Seorang kiper di Honduras mendapat kartu merah karena ia menepuk-tepuk bahu pemain lawan.
Keputusan itu diberikan wasit kepada kiper klub Honduras, Marathon, saat bertemu dengan Real Sociedad di divisi pertama liga negara tersebut.
Direktur sepak bola Marathon, Rolando Pena, mengatakan insiden pada 12 Oktober itu terjadi saat Real Sociedad dan klubnya bermain imbang 1-1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika laga berlangsung ketat, wasit mengusir kiper Marathon, Junior Morales di jelang akhir laga dan memberi penalti kedua bagi Sociedad. Morales dikartu merah karena menepuk-tepuk punggung pemain lawan ketika meninggalkan kotak penalti.
Dunia menertawakan kami Rolando Pena |
Hakim garis yang melihat itu langsung meminta perhatian kepada wasit utama dan menyatakan itu sebagai tindakan agresi.
Akhirnya wasit mengartu merah Morales dan menunjuk titik putih.
Merasa tidak bersalah, kiper Marathon itu berang dan menolak meninggalkan lapangan. Protes juga datang dari pemain Marathon lainnya serta dari barisan bangku cadangan.
Namun, wasit abai. Setelah beberapa saat wasit pun meninggalkan lapangan tanpa mengakhiri pertandingan.
"Keputusan yang sangat aneh, yang pernah saya lihat dalam dunia sepak bola. Itu betul-betul absurd, " kata Pena seperti dikutip dari Reuters. "Dunia menertawakan kami dan wasit tersebut."
Pekan lalu Komite Disiplin Asosiasi Sepak Bola Honduras akhirnya memutuskan kebijakan atas laga Real Sociedad-Marathon itu. Keputusannya Komdis memberi tiga poin kepada Real Sociedad dan membatalkan upah bagi Marathon yang berasal dari sponsor serta uang tiket.
Pena menilai mereka kehilangan uang sekitar USD 20 ribu (Rp243 juta)
Selain itu, klub itu juga akan kehilangan dua poin sehingga gagal lolos ke babak play off. Babak play off hanya diikuti enam klub di peringkat teratas liga.
Di klasemen akhir, Marathon berada di peringkat ketujuh. Sedangkan Real Sociedad berada di peringkat kelima.