Jakarta, CNN Indonesia -- Pada pertandingan pertama antara Skotlandia dan Inggris pada babak
play-off Piala Eropa 2000 lalu, tim nasional Inggris dikejutkan dengan 'hadiah' dari para pendukung Skotlandia, saat mereka diperdengarkan lagu
Flower of Scotland jam tujuh pagi di tempat peristirahatan mereka.
Timnas Inggris yang saat itu diasuh oleh Kevin Keegan, memilih Cameron House di tepi danau Lomond yang jauh dari hiruk pikuk kota Glasgow, Skotlandia, agar dapat beristirahat dengan tenang.
Akan tetapi, ketika sebuah perahu muncul dan suara keras
bagpipe menggetarkan tirai hotel tempat timnas Inggris menginap, mereka sadar tidak akan mendapatkan ketenangan sama sekali dari para pendukung Skotlandia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenakan baju tradisional, beberapa suporter Skotlandia 'mempersembahkan' lagu
Flower of Scotland kepada timnas Inggris di saat sebagian dari mereka mungkin masih setengah sadar.
Kini, menjelang pertandingan persahabatan antara Skotlandia dan Inggris, Rabu (19/11) dini hari WIB besok, sambutan yang sama menanti timnas Inggris di stadion kebanggan kota Glasgow, Celtic Park.
Memukul Mundur Raja Edward
Seringkali dinyanyikan menyertai perjalanan timnas sepakbola dan rugbi Skotlandia,
Flower of Scotland menjadi semacam lagu nasional tidak resmi negara yang sempat berusaha untuk melepaskan diri dari Britania Raya tersebut.
Pasalnya, nuansa nasionalisme memang kental di lagu yang ditulis oleh Roy Williamson pada tahun 1965 itu.
Lagu ini bercerita tentang perang Bannockburn pada 1314 silam kala Skotlandia mencatatkan kemenangan terbesar dalam sejarah perang mereka, yaitu saat mereka berhasil memukul mundur pasukan Raja Edward II dari Inggris.
Salah satu lirik di lagu tersebut bahkan bertuliskan "... tetapi kita dapat tetap bangkit, dan menjadi sebuah negara lagi." ("
but we can still rise now, and be the nation again")
Meski demikian, selepas kegagalan Skotlandia melepaskan diri dari Britania Raya melalui referendum pada 18 September silam, beberapa suporter percaya menyanyikan lagu tersebut sudah tidak pantas lagi.
Lewat media sosial, suporter Skotlandia seperti David Steele, mengutarakan kekecewaannya atas hasil referendum tersebut.
"Kita memiliki kesempatan untuk menjadi negara lagi dan kita menghancurkannya," tulis Steele. Begitu pula tanggapan pendukung lain, Calum MacPherson, yang menulis, "Sangat memalukan untuk membayangkan ada orang yang memilih 'tidak' lalu masih menyanyikan Flower of Scotland. Saya harap mereka merasa malu."
Akan tetapi terlepas dari hal tersebut,
Flower of Scotland akan tetap bergema setiap kali Skotlandia berperang melawan negara lain di lapangan hijau.
Demikian pula dengan Selasa 17 November 2014. Dengan diiringi suara keras
bagpipe khas Skotlandia,
Flower of Scotland akan 'menghantui' timnas Inggris pada saat mereka menghadapi Skotlandia