Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu masalah yang menghampiri Liverpool pada dua musim ke belakang ini adalah ketidakmampuan mereka untuk menahan gempuran lawan.
Misalnya saja pada musim 2013/2014. Anak-anak asuh Brendan Rodgers ini dibobol lawannya 50 kali, sementara Manchester City yang menjadi juara hanya pernah 37 kali dijebol lawan.
Pada musim lalu, Si Merah bisa mengkompensasi kebocoran lini belakang ini dengan ketajaman lini depan yang mencetak lebih dari 100 gol. Namun kekeringan gol yang melanda barisan penyerang Liverpool musim ini membuat mereka terperosok di posisi 11 klasemen sementara
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Liga Inggris berjalan 11 laga, selisih gol Liverpool pun tercatat pada angka negatif yaitu -1. Si Merah baru mencetak 14 gol, sementara gawang Simon Mignolet sudah kebobolan 15 kali.
Satu alasan yang sering didengung-dengungkan tentang bocornya lini belakang adalah tentang merosotnya kemampuan sang kapten, Steven Gerrard, yang sering berperan sebagai gelandang bertahan.
Dengan peran tersebut, Gerrard akan berada tepat di belakang lini bertahan dan menjadi orang pertama yang seharusnya memutus serangan lawan dan melindungi para pemain belakang.
Kritikan yang sering ditujukan untuk Gerrard adalah pada hari-hari ini ia seolah tak mampu "berlari" lagi untuk melindungi lini pertahanannya.
Satu data menunjukkan kemerosotan Gerrard di lapangan, yaitu jarak tempuhnya dalam satu pertandingan.
Pada periode Januari-Mei 2014, Gerrard mencatatkan berlari sejauh total 11 km pada enam pertandingan. Namun, ia belum pernah melakukannya dalam 11 pertandingan di musim ini.
Data kemampuan bertahannya pun menunjukkan penurunan.
Pada musim lalu, Gerrrard mencatatkan 3,04 tekel per-90 menit pertandingan, namun angka ini menurun hingga dua tekel per-90 menit pertandingan di musim ini.
Demikian pula angka intersepsi atau memotong umpan lawan. Pada musim lalu Gerrard mencatatkan 1,49 intersepsi tiap bermain 90 menit, sementara angka ini turun menjadi 0,64 per-90 menit laga.
Tersisa 29 PertandinganMusim di Liga Inggris sendiri masih menyisakan 29 pertandingan sehingga belum saatnya untuk mengambil kesimpulan bahwa Gerrard benar-benar sudah 'habis'.
Musim lalu pun ia membuktikan kemampuannya dengan bangkit menjadi pemain andalan Liverpool pada paruh musim kedua, setelah paruh musim pertama mencatatkan penurunan performa.
Hal ini juga yang diamini oleh mantan rekan Gerrrad di Liverpool yang kini telah pensiun, Jamie Carragher. Melalui kolomnya di
Daily Mail, Carragher mentertawakan orang-orang yang menyalahkan Gerrard atas hasil buruk yang didapatkan Liverpool musim ini.
Meski demikian, baik Liverpool maupun Steven Gerrard sendiri masih belum mendapatkan jawaban atas kebocoran lini pertahanan. Melawan Crystal Palace pada MInggu (23/11), Gerrard akan kembali mendapatkan ujian untuk membuktikan dirinya.
Jika ia ingin kembali membalikkan kritikan, maka Minggu nanti adalah saat yang tepat untuk melakukannya.