Nyon, CNN Indonesia -- Petinggi-petinggi UEFA menyatakan kemuakannya atas krisis yang tengah menimpa FIFA.
Sekretaris Jenderal UEFA Giannni Infantino mengakui sikap atas situasi di FIFA itu telah didiskusikan dalam pertemuan Komite Eksekutif UEFA pada Kamis, 4 Desember 2014. Dalam diskusi itu, ujar Infantino, ada kesepakatan yang menujukkankan sikap Eropa harus padu.
"Ada sedikit diskusi mengenai permasalahan FIFA," kata Infantino, "Ada perasaan bahwa semua orang merasakan lelah dengan semua ini (kisruh di FIFA)."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat: Franz Beckenbauer Diselidiki Komite Etik FIFAWalaupun begitu, sambung Infantino, para anggota Komite Eksekutif UEFA lebih membahas mengenai perkembangan UEFA.
"Kami harus memastikan kami menjalankan dan mengorganisasi konfederasi kami dengan baik dan sangat profesional, serta dengan jalan yang paling demokratis," katanya.
Polemik di dalam tubuh FIFA makin menajam terkait tuduhan korupsi dalam proses bidding tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Di sisi lain, posisi Sepp Blatter yang telah memegang rezim FIFA sejak 8 Juni 1998 juga menjadi salah satu akar krisis.
Bahkan hasil keputusan komite etik FIFA pada bulan lalu terkait proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia menimbulkan kemarahan dan kritik dari berbagai pihak. Hakim etik FIFA menyatakan tak landasan kuat untuk membatalkan keputusan FIFA yang memastikan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Lihat: Pejabat Inggris Desak Transparansi FIFA"Diskusi akan terus berlanjut. Ini bukan keputusan UEFA untuk mengambil sebuah posisi, tetapi terserah bagaimana setiap asosiasi sepakbola nasional menyikapi hal tersebut. Itu semua merupakan kebebasan mereka," ujar Infantino.
Beberapa waktu lalu juga muncul ide agar UEFA memboikot FIFA, namun menurut Infantino hal tersebut tidak didiskusikan pada pertemuan Kamis kemarin.