Florence, CNN Indonesia -- Melawan Cagliari pada 30 November lalu, Mario Gomez mampu mengakhiri puasa gol. Sebelumnya, penyerang asal Jerman ini belum mencetak gol dalam 259 hari.
Semenjak pindah ke Fiorentina, Gomez sendiri berkutat dengan cedera dan hanya memainkan 17 pertandingan dan mencetak empat gol selama dua musim bermain di kota Florence.
Atas catatan buruk tersebut Gomez membela diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang-orang berbicara tentang saya yang belum mencetak gol dalam 259 hari. Namun mereka tidak mempertimbangkan bahwa 200 hari di antaranya adalah masa saya cedera dan juga pra-musim," ujar Gomez pada majalah
Kicker.
"Yang menjadi berita adalah puasa gol, namun alasan di belakangnya tidak pernah diperhitungkan. Sebagai pemain, kami diperlakukan sebagai bintang hiburan, bukan sebagai manusia."
Gomez pun kemudian bercerita tentang rasa frustasinya karena harus menepi sedemikian lama -- terlama ia cedera sepanjang karier.
"Saya bahkan membeli tenis meja untuk mendapatkan sedikit adrenalin dari olahraga yang demikian saya rindukan. Namun saya harus bermain dengan cara duduk karena lutut saya sakit."
Gomez juga bertutur bahwa ketika ia bisa merumput kembali, ia bekerja sangat keras. Namun, kritik yang bertubi-tubi datang karena ia tidak mencetak gol memperberat upayanya untuk kembali ke puncak permainan.
"Dalam karier, saya pernah beberapa kali bermain dengan buruk namun saya tetap diperlakukan seperti raja. Itu karena saya terus mencetak gol," kata Gomez.
Membuka puasa gol melawan Cagliari, Gomez pun sebenarnya belum kembali sempurna. Ia bahkan sempat mengirimkan bola melambung jauh di atas gawang ketika mendapatkan kesempatan emas. Ia lalu bercerita caranya mengatasi permasalahan tersebut.
"Ketika melawan Cagliari, saya ingin menendang bola sekeras mungkin sehingga kiper akan terdorong ke dalam gawang beserta bolanya. Namun saya malah mengirim bola ke tribun penonton.
"Saya lalu ingat rekan setim saya di Stuttgart, Jon Dahl Tomasson. Ia selalu memilih akurasi ketimbang tenaga."
"Lalu saya bisa mencetak gol, dan rasanya seperti mendapat kebebasan. Saya sangat membutuhkan gol tersebut, terutama setelah melalui musim yang mengecewakan. Mulai dari di Italia hingga ke Piala Dunia."
Setelah rentetan hasil buruk tersebut, Gomez menyatakan bahwa dirinya sudah sembuh dan siap bertempur.
"Saya tidak takut pada tantangan yang bisa melukai lutut saya. Kini saya tidak lagi merasakan sakit."