Jakarta, CNN Indonesia -- Pembentukan tim sembilan untuk mengevaluasi sepak bola Indonesia oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dipandang sebelah mata oleh Wakil Ketua Umum PSSI La Nyala Mahmud Mattalitti.
Seperti dikutip dari situs PSSI, La Nyala mengaku tak takut dan keberatan atas gagasan 'Negara Hadir' di sepak bola. Namun, ia mewanti-wanti mengenai langkah yang akan salah diambil Menpora.
La Nyala pun mendesak tim sembilan tak perlu ada karena diisi oleh sosok yang pernah hadir di PSSI dan gagal menjalankan roda organisasi serta kompetisi. Kehadiran mereka, kata La Nyala, justru telah memicu terjadinya dualisme kepengurusan dalam organisasi sepak bola Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dualisme itu sendiri telah berakhir dan kembali satu lewat roda organisasi tunggal sejak Maret 2013. La Nyala mengklaim prestasi Indonesia justru meningkat hingga rangking 157 FIFA dari yang semula 172 pada 2012 lalu.
“Kalau soal prestasi, pasang surut di olahraga, bukan hanya sepakbola. semua cabang olahraga juga mengalami," katanya.
Di sisi lain, mantan pebulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat lewat akun
Twitter-nya justru mengkritik La Nyalla. Pasalnya, sehari sebelumnya La Nyalla seperti dikutip
detik.com, malah menyuruh Menpora tidak mengurusi PSSI.
"Seharusnya dia mengurusi cabor-cabor yang lain. Sepak bola sudah bagus. Harusnya urus saja bulutangkis, berkuda, karena itu yang lagi down-down," kata La Nyalla saat itu.
Hari ini Taufik dengan sinis membalas La Nyalla tidak membanding-bandingkan prestasi PBSI dan PSSI. Taufik mengatakan PBSI memberi prestasi tingkat dunia, sementara PSSI bahkan di tingkat Asia Tenggara pun belum sampai.