Jakarta, CNN Indonesia -- Legenda sepak bola Arsenal, Dennis Bergkamp, semasa bermainnya terkenal menjadi pemain yang menolak untuk berpergian dengan pesawat, bahkan jika ia bermain di final Piala Dunia sekali pun.
Hal ini membuat Bergkamp hanya tandang ke negara-negara di Eropa Utara saat bermain di kompetisi Eropa, karena masih bisa dijangkau dengan mobil atau kereta.
Menurut Bergkamp, sebagaimana dituliskan dalam buku otobiografinya
Stillness and Speed, keengganannya untuk terbang ini bukan muncul sejak kecil. Bergkamp bahkan sempat mengalami masa ketika ia mampu terbang dengan menggunakan semua jenis pesawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu rasanya terbang! Saya pernah terbang puluhan kali dalam pesawat yang besar, yang kecil, dan yang super kecil.
"Ketika masih di Ajax, saya bahkan pernah terbang dengan pesawat kecil untuk mengelilingi Gunung Etna di dekat Naples dengan melewati kondisi kantung udara yang buruk.
"Saya pernah melakukan semua (jenis terbang) dan saya memutuskan bahwa saya tak ingin melakukannya lagi," kata Bergkamp dalam bukunya.
Pengalaman Buruk dengan Inter MilanMeski berkata bahwa ia muak dengan semua jenis penerbangan, pesawat kecil yang sering ia gunakan bersama Inter Milanlah yang benar-benar mendorong mantan penyerang tim nasional Belanda tersebut untuk tak mau lagi terbang.
"Pesawat kecil itu sangat 'tengil' dan sering berada di antara awan dan berguncang-guncang setiap waktu.
"Ketika Anda melihat keluar jendela, yang bisa Anda lihat hanyalah awan putih atau abu-abu.
Saya tahu rasanya terbang! Saya pernah terbang puluhan kali. Dennis Bergkamp |
"Dan nyaris tak ada ruangan di dalam pesawat! Anda tidak bisa bergerak sama-sekali dan hanya bisa duduk diam selama perjalanan. Hal ini membuat saya merasa sangat buruk, sehingga saya mulai muncul rasa penolakan untuk terbang."
Sewaktu di Inter, pengalaman ini pun tak hanya menghantui Bergkamp ketika ia harus berpergian untuk menjalani laga tandang, namun bahkan saat berada di atas lapangan.
"Hal ini kemudian berkembang mejadi sangat parah. Ketika bermain, kadang-kadang saya melihat ke langit untuk memeriksa cuaca dan apakah awan akan datang ke arah saya.
"Kadang-kadang saat menjalani laga (tandang), pikiran saya sangat terganggu karena saya harus terbang dalam perjalanan pulang. Ini seperti neraka"
Dalam bukunya tersebut, Bergkamp lalu bercerita bahwa pengalaman ini terakumulasi ketika ia harus terbang ke Florence untuk bertanding lawan Fiorentina.
"Ketika berdiri di landasan dan melihat si 'penghancur tulang' dengan baling-balingnya, saya langsung mengalami keringat dingin. Dan tentu saja, penerbangan itu menjadi mimpi buruk saya."
 Semasa membela Arsenal, Dennis Bergkamp hanya berpergian ke negara Eropa Utara saat berlaga di kompetisi Eropa. (Getty Images/Aex Livesey) |
Rela Dipotong Gaji Demi Tak TerbangPengalaman bersama Inter Milan tersebut membuat Bergkamp memasukkan satu syarat ke dalam kontraknya ketika ia hendak pindah ke Arsenal: ia tak akan pernah terbang lagi.
The Gunners pun bersimpati pada masalah Bergkamp dan menerima syarat itu.
Pemain yang membela Arsenal selama 11 musim itu lalu mengungkapkan bahwa ia kehilangan pendapatan ekstra setiap kali melakukan perpanjangan kontrak, karena fobia terbangnya tersebut.
"Ketika bernegosiasi dengan Arsenal, setiap kali saya menawar satu juta lebih tinggi, maka mereka akan langsung memotong seratus ribu karena 'saya tidak terbang.'
"Namun saya menerima hal tersebut.
Bermain dalam 423 pertandingan untuk Arsenal, Bergkamp mencetak 120 gol, sementara untuk tim nasional Belanda ia mencetak 37 gol selama bermain 79 kali.