PILPRES FIFA

Pangeran Ali Akan Bongkar Sifat 'Tertutup' FIFA

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 11 Jan 2015 12:16 WIB
Sebagai janji kampanye pencalonan dirinya sebagai presiden FIFA, Pangeran Ali Bin Ali Hussein, merancang program untuk membongkar sifat tertutup FIFA.
Pangeran Ali Bin Al Hussein berkata bahwa ia telah memiliki rancangan program 10 tahun untuk membongkar sifat tertutup FIFA jika terpilih sebagai presiden. (CNNIndonesia Internet/Flickr)
Melbourne, CNN Indonesia -- Jika terpilih, calon presiden FIFA, Pangeran Ali Bin Ali Hussein akan meluncurkan program 10 tahun untuk mengembalikan kepercayaan publik pada otoritas sepak bola yang saat ini dinilai bersifat tertutup dan penuh rahasia.

Minggu lalu, pangeran Yordania ini mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden. Ia akan menantang petahana Sepp Blatter yang akan mencalonkan diri sebagai presiden untuk yang kelima kali.

"Saya percaya bahwa kami harus transparan," ujar Ali kepada BBC pada Sabtu (10/1). "Saya akan merancang program 10 tahun untuk organisasi ini, dengan semua orang akan mengambil bagian di dalamnya dan komite eksekutif akan melaksanakannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada bulan-bulan ke depan, saya akan duduk dan berbicara dengan seluruh anggota asosiasi dan mendengarkan mereka.

"Saya tidak datang untuk mendikte mereka. Saya tentu punya ide yang ingin saya terapkan, tapi saya juga harus mendengarkan kolega saya."

Pencalonan diri Pangeran berusia 39 tahun ini telah membuat ramai proses pemilihan presiden, namun ia akan menghadapi tantangan yang sangat berat untuk mengalahkan Blatter pada pemilu Mei Nanti.

Saat ini, Ali sendiri menjabat sebagai salah satu komite eksekutif FIFA dan juga wakil presiden dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Ia menghadiri pertemuan komite eksekutif FIFA di Melbourne pada Jumat (9/1) lalu namun para pengurus senior AFC berkata bahwa mereka tetap mendukung Blatter.

Penyidik independen Michael Garcia melakukan penelusuran pada proses pencalonan tuan rumah Piala Dunia. (GettyImages/Spencer Platt)


Ketika mengumumkan pencalonan dirinya, Pangeran Ali berkata bahwa ia ingin mengubah fokus perhatian agar organisasi tersebut tidak melulu dipenuhi kontroversi.

Dalam beberapa bulan terakhir, FIFA sendiri sedang dalam sorotan setelah mengumumkan hasil investigasi proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 yang ditengarai diwarnai praktek korupsi.

Pada November, hakim etik FIFA, Hans-Joachim Eckert, lalu mengeluarkan ringkasan dari hasil penyelidikan Michael Garcia.

Ringkasan tersebut menyebutkan bahwa ada beberapa tindakan dalam proses pencalonan tuan rumah yang melanggar kode etik, namun tidak ada cukup bukti untuk menggugurkan hak Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah.

Berada dalam tekanan untuk merilis laporan Garcia secara penuh, bulan lalu FIFA menyatakan bahwa mereka akan mengeluarkan laporan tersebut dalam versi yang "layak" namun sembari menegaskan bahwa Qatar dan Rusia tidak akan kehilangan hak mereka.

"Reformasi menjadi krusial," kata Pangeran Ali. "Saya adalah pihak pertama yang meminta laporan Garcia dipublikasikan. Kami seharusnya tak menutup-nutupi sesuatu."

"Sebagai organisasi, FIFA memiliki sifat yang sedikit tertutup, namun kami seharusnya percaya diri dan senang untuk berhubungan dengan semua pihak."

"Saya tak melihat alasan mengapa kami harus waspada. Kami harus mengubah cara menjalankan olahraga ini disesuaikan dengan sifat kekinian.

"Saya  ingin membawa kembali kepercayaan diri itu." (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER