Romario Terjun ke Politik demi Putri Kesayangan

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Kamis, 29 Jan 2015 19:14 WIB
Seorang Romario Souza pernah melakukan putaran balik dalam hidupnya, dari seorang begundal hingga kini menjadi politisi yang lantang bersuara.
Seorang Romario pernah menjadi pemain yang malas latihan dan gemar pulang subuh karena menyenangi kehidupan malam. (Getty Images/Allsport)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menurut salah seorang pemain terbaik sepanjang massa, Pele, seluruh kehidupan rakyat Brasil berputar pada sepak bola. "Orang Brasil makan, tidur, dan meminum sepak bola. Mereka hidup untuk sepak bola," ujar pemain yang dikenal dengan nama O Dio tersebut.

Namun, ketika pesta sepak bola paling akbar, Piala Dunia, diselenggarakan di tanah Amerika Latin itu pada 2014 lalu, Romario justru meminta masyarakat Brasil untuk memboikot.

"Piala dunia akan menjadi perampokan terbesar dalam sejarah Brasil," katanya enam bulan sebelum ajang tersebut diselenggarakan.

Kala itu, Romario sendiri sedang menyoroti dana yang dikeluarkan pemerintah Brasil untuk menjadi tuan rumah -- lebih dari dua milliar dollar AS.  Apalagi, menurut Romario, mayoritas dari dana itu datang dari pajak orang-orang Brasil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bukannya menentang Piala Dunia, namun saya menentang pemborosan besar-besaran," kata bintang yang membawa Brasil juara dunia pada 1994 lalu.

"Meski kami menginginkan Piala Dunia, masyarakat Brasil sendiri butuh dihormati. Mereka tidak pantas untuk melihat uang sebanyak ini disia-siakan."

Demi Putri Kesayangan

Sebelumnya, tak terbayangkan bahwa seorang Romario bisa fasih melontarkan kata-kata untuk membela kepentingan rakyat. Apalagi mengingat rekam jejaknya di atas dan luar lapangan.

Semasa bermain, Romario sendiri dikenal sebagai pesepakbola yang malas untuk mengikuti latihan, menyukai dunia malam sehingga sering pulang subuh, bersenang-senang dengan wanita, dan juga bertengkar dengan suporter. Saat remaja, Romario bahkan pernah diusir dari Piala Dunia untuk pemain muda setelah ia kencing dari atas balkon hotel.

"Saya selalu diuntit masalah ke mana-mana saya pergi. Tapi hal itu tidak apa-apa," kata Romario kala itu.

Namun pada 2010, jalan hidup Romario berubah ketika ia terpilih untuk masuk Kongres dengan mewakili Partai Sosialis Brasil (PSB) meski sebelumnya ia tak punya pengalaman di dunia politik.

Seolah melakukan putaran arah dalam hidup, Romario berkata bahwa keterlibatannya dalam dunia politik adalah untuk putri kecilnya, Ivy.

"Ketika saya pensiun sebagai pemain bola, saya tak pernah memikirkan soal politik," kata Romario sebagaimana dikutip dari BBC. "Lalu pada 2005 lalu putri saya, Ivy, dilahirkan dengan sindrom Down."

Semula Romario menyambut kondisi sang putri dengan panik, dan ia bahkan pernah sempat menanyai dirinya sendiri, "Apa yang saya lakukan? Apakah saya sedang membayar dosa-dosa masa lalu saya?"

Namun, istri Romario ketika itu, Isabella Bittencourt, menenangkannya dengan berkata bahwa Ivy adalah anugerah Tuhan untuk mereka.

Perkataan istrinya ini ternyata benar. Ivy menjadi orang yang menginspirasinya untuk menjadi seorang politisi.

"Saya menghabiskan banyak waktu dengan orang tua, kerabat, dan juga orang-orang yang pernah menghadapi hal sama," ucap Romario.

"Saya lalu sadar bahwa tak ada satu pun yang mewakili mereka di dunia politik. Lalu saya memutuskan untuk mencalonkan diri."

Serius di Meja Sidang

Tak hanya terjun di politik, Romario yang semula sering menyia-nyiakan waktunya saat latihan, justru menjadi politisi yang paling rajin hadir sidang, meski ia harus menembus 900 kilometer dari rumahnya untuk datang ke parlemen. Ia pun tercatat sebagai anggota Kongres dengan tingkat kehadiran paling sempurna.

Menurutnya, ia kini dibayar oleh uang rakyat ketimbang uang milik perusahaan tertentu, sehingga ia tak bisa lagi sembarangan bolos.

Romario pun lantang bersuara tentang hak-hak para difabel, termasuk jelang Piala Dunia 2014 lalu. Duet Bebeto di Piala Dunia 1994 ini kerap meminta pada Menteri Olahraga Brasil untuk menyediakan kursi bagi difabel di stadion-stadion baru Brasil.

Romario juga tak segan untuk melontarkan kritik paling keras, baik untuk presiden Brasil, pemimpin asosiasi sepak bola Brasil, atau bahkan kepada Pele sekalipun yang menjadi pendukung terlaksananya Piala Dunia 2014.

"Pele itu puitis ketika ia berdiam diri," menjadi salah satu ungkapan paling terkenal Romario atas legenda Brasil tersebut.

Meski demikian, tak semua bagian diri Romario berubah. Ia masih menyisakan sebagaian identitasnya dalam beberapa kenakalan.

Pada 2012 lalu ia sempat dihentikan polisi ketika menyetir karena diduga habis menengguk minuman keras. Petualangannya dengan wanita pun tak pernah benar-benar berhenti dengan ia kini mengencai seorang penyanyi berusia 19 tahun.

Tapi mungkin baginya hal-hal itu tak pernah dianggap besar. Karena, entah itu di lapangan, di atas tribun, atau di gedung parlemen, masalah memang selalu membuntuti seorang Romario. (vws)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER