Jakarta, CNN Indonesia -- Sebelum Michael Jordan mendapatkan enam cincin juara di jari-jarinya, dia sudah menjadi sosok yang fenomenal di NBA. Sejak musim perdananya ketika ia menjadi
rookie of the year 1985, Jordan sudah dikagumi oleh banyak orang.
Salah satu momen spesial yang dialami Jordan sebelum masa keemasannya bersama Chicago Bulls di era 1990-an adalah saat dirinya memenangi Kontes Slam Dunk pada tahun 1988.
Momen ini menjadi spesial bukan karena Jordan begitu dominan di ajang ini melainkan lantaran terselip kontroversi yang masih menarik untuk dibicarakan hingga kini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membalas Dendam pada WilkinsSaat itu pada 1988 pekan All Star berlangsung di Chicago yang merupakan 'istana' Jordan. Sehari sebelum All Star game digelar, Jordan kembali ikut dalam slam dunk competition.
Jordan, 25 tahun, telah memenangi kompetisi slam dunk setahun sebelumnya dan tentunya kembali memenangi trofi tersebut di depan pendukung Bulls akan menjadi hal yang sangat istimewa.
Namun semua itu tak akan mudah karena Dominique Wilkins kembali mengikuti kontes slam dunk. Pada 1987, saat Jordan juara, dirinya absen lantaran cedera.
Sebelumnya pada tahun 1985, Wilkins adalah juara kontes slam dunk dengan mengalahkan Jordan yang merupakan rookie ketika itu.
Seperti sudah diprediksi banyak orang, Jordan dan Wilkins menyisihkan kontestan-kontestan lainnya hingga akhirnya mereka bertemu di babak final.
United Center bergemuruh. Mereka jelas satu suara mendukung Jordan sebagai pemenang kontes slam dunk 1988. Nyaris tidak ada suara dukungan untuk sang lawan. Wilkins bukan hanya melawan Jordan, melainkan juga menghadapi seluruh publik United Center.
Namun Wilkins tidak demam panggung. Pemain yang ketika itu berkostum Atlanta Hawks tersebut memulai kontes slam dunk dengan aksi slam dunk dua tangan dengan sebelumnya menyambut bola yang ia pantulkan ke papan ring.
Dunk milik Wilkins ini begitu bertenaga dan lima juri pun tak ragu memberinya nilai sempurna, 50.
Jordan dapat giliran. Pada kesempatan pertama ini, Jordan memeragakan
two handed reserve dunk. Jordan berlari dari sisi kiri ring, melompat dan membuatnya membelakangi ring. Setelah itu Jordan sempat mengayunkan bola ke bawah sebelum akhirnya menghujamkannya ke dalam ring.
Untuk aksinya ini, Jordan juga mendapat nilai sempurna, 50.
Kesempatan kedua, Wilkins menunjukkan windmill dunk dengan satu tangan. Berlari dari sisi kanan ring, Wilkins melompat, mengayunkan bola dan menyudahi aksinya dengan dunk satu tangan. Wilkins kembali mendapat 50 di kesempatan ini.
Suasana di United Center kemudian memanas setelah Jordan tak mendapat nilai sempurna di kesempatan kedua. Aksi two handed dunk yang diperagakan Jordan hanya mendapat nilai total 47 dari juri. Sorakan mencemooh juri kemudian menggema di seisi United Center.
Idola mereka, Jordan, diambang kekalahan. Hanya butuh total 48 poin bagi Wilkins untuk bisa mengenggam trofi juara kontes slam dunk.
Sorakan terus bergema namun Wilkins tetap tenang dan sukses menghujamkan slam dunk di kesempatan ketiga. Wilkins kembali melakukan windmill namun kali ini dengan dua tangan dan diakhiri dunk penuh power miliknya.
Penonton terdiam. Jelas mereka tak bisa menebak berapa poin yang akan diberikan oleh juri pada aksi Wilkins. Namun ternyata keheningan itu berubah menjadi teriakan gembira saat juri ternyata hanya menghadiahi Wilkins dengan nilai total 45.
Angka tersebut membuat situasi menjadi berbalik. Jordan kini punya kesempatan untuk memenangi kontes slam dunk. Jordan hanya butuh total 49 poin dari juri untuk mewujudkan ambisinya itu.
Jordan pun mengambil ancang-ancang cukup jauh. Semua tahu apa yang akan ia lakukan. Jordan akan melompat dari free throw line dan melakukan dunk. Pada percobaan pertama, Jordan gagal.
Seluruh penonton di United Center terus menyemangatinya. Di kesempatan kedua, Jordan sukses melakukan slam dunk dan juri pun tanpa ragu memberinya nilai sempurna, 50. Dengan demikian, Jordan memenangi duel dengan skor 247-245 di akhir pertandingan.
Menimbulkan KontroversiDuel Jordan-Wilkins ini pun terus diperbincangkan banyak orang. Kepantasan Jordan untuk menaklukkan Wilkins masih menjadi pertanyaan.
"Ketika kamu berada di rumah seseorang, maka segalanya akan menjadi lebih sulit," tutur Wilkins seperti dikutip dari situs NBA.
"Namun Jordan juga telah menunjukkan dunk yang hebat. Jika ada seseorang yang mampu mengalahkan saya, maka saya memilih orang itu adalah Jordan," katanya menambahkan.
Jordan sendiri juga tak sepenuhnya mengklaim kemenangannya di kontes slam dunk 1988 sebagai kemenangan mutlak miliknya.
"Saya juga terkejut. (Jika jadi juri) saya akan memberinya 49 atau 50," kata Jordan tentang dunk terakhir Wilkins.
"Saya merasa, jika kontes itu tidak dilangsungkan di Chicago, mungkin hasilnya bisa berbeda," tutur Jordan mengakui besarnya dukungan publik United Center.
Deretan dunk fantastis dan kontroversi yang mengiringi itulah yang menjadikan duel Jordan versus Wilkins di kontes slam dunk 1988 menjadi salah satu kontes slam dunk paling menarik dalam sejarah ajang tersebut.
(ptr)