Jakarta, CNN Indonesia -- Namanya merajai puncak dunia basket. Kisah tentangnya menjadi bahan pembicaraan pecinta olahraga basket.
Sosoknya muncul tiba-tiba di kancah basket profesional menggeser Magic Johnson yang tengah berjaya dengan Lakers-nya. Dialah Michael Jordan.
Namun, Jordan juga pernah membuat pendukungnya terhenyak seketika. Ia pernah serta merta memutuskan pensiun saat kariernya justru tengah gagah bertengger di puncak kejayaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, era 90-an merupakan awal kesuksesan Jordan. Pada 1991, bersama Chicago Bulls, Jordan memperoleh cincin juara pertamanya di NBA, sekaligus menjadi pemain terbaik musim itu.
Kesuksesan Jordan berlanjut pada dua musim berikutnya setelah ia behasil memimpin Bulls untuk menjadi juara NBA pada 1992 dan 1993 secara berturut-turut.
Keputusan mengejutkan diucapkan Jordan usai menjuarai NBA 1993. Ia memutuskan pensiun dari dunia bola basket untuk bermain baseball.
Pemicunya adalah kematian sang ayah yang merupakan atlet baseball. Kepergian orang yang sangat berarti baginya itu, membuat Jordan ingin melanjutkan profesi sang ayah.
Namun ternyata garis tangannya tak menuliskan kisah baseball untuk hidup Jordan. Ia terbilang gagal di "dunia" sang ayah.
Pada 1995, Jordan pun kembali ke olahraga yang telah membesarkan namanya. Dua tahun berpaling dari basket, mempengaruhi gaya permainannya.
Ia seperti terlupa bagaimana cara bermain basket yang baik. Alhasil, Jordan gagal meraih gelar apapun musim itu.
Musim berikutnya, Jordan berhasil bangkit. Bersama Scottie Pippen, Dennis Rodman, dan rekan satu tuim lainnya, Jordan berhasil membawa Bulls menjuarai NBA untuk keempat kalinya.
Ia kembali meraih masa keemasannya dengan mengantarkan Bulls juara NBA untuk kelima dan keenam kalinya.
"Kepergiannya" yang KeduaSelain membawa Bulls meraih enam gelar juara, prestasi individual juga mengikutinya. Sebut saja enam kali MVP finals, lima kali MVP reguler, tiga kali MVP all star, sepuluh kali top skorer NBA, dan lainnya.
Lagi, ia mengagetkan para penggemarnya dengan mengumumkan kembali keputusannya mundur dari dunia basket. Ya, Michael Jordan memutuskan kembali pensiun pada 1998.
Kali ini, alasannya adalah tak lagi menemukan tantangan. Mungkin lantaran semua gelar secara tim dan personal sudah berhasil digenggamnya, maka ia tak lagi melihat tantangan dihadapannya.
Dua tahun berlalu, Jordan kembali ke dunia basket. Bukan lagi sebagai pemain, ia memilih mengurusi sebuah tim, Washington Wizard.
Garis tangannya sebagai pebasket nampaknya tidak bisa ditolerir. Wizards tak mampu bersaing dengan tim-tim lainnya di NBA.
Beberapa pemain hasil rekrutannya seperti Kwame Brown dan Juwan Howard, tak berhasil tampil cemerlang di NBA.
Wizards pun terpuruk. Hal itu membuat Jordan tak tahan untuk kembali turun ke lapangan. Tepat pada 25 September 2001, Jordan pun kembali ke NBA dengan mengusung bendera Wizards.
Sekali lagi, Jordan membuktikan kemampuannya adalah berkah tak terpisahkan dari dirinya. Namun Wizards tak seberuntung Bulls yang berkibar bersama Jordan.
Pamor Wizards tak banyak peningkatan. Tim ini akhirnya tidak lolos
play off.
Pada 2003, untuk ketiga kalinya Jordan kembali mengundurkan diri dari dunia basket. Ia kini disibukkan dengan bisnis properti miliknya.
Namun basket seperti mendarah daging di diri Jordan. Ia pun mendirikan klubnya sendiri yang mengusung nama Charlotte
(vri/vri)