Parma, CNN Indonesia -- Menyusul dibatalkannya pertandingan antara Parma dan Udinese pada Minggu (22/2) atas perintah presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), berbagai laporan menyatakan bahwa Parma mengalami kebangkrutan dan harus terdegradasi ke Serie-B.
Menurut
Football Italia, Serie-A sendiri mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tetap akan melakukan investigasi terhadap keuangan klub Parma. Selain itu, klub juga akan melakukan pembelaan pada dengar pendapat masalah kebangkrutan pada 19 Maret.
Beberapa media salah mengartikan hal tersebut menjadi Parma yang telah dinyatakan bangkrut. Namun, kembali menurut
Football Italia, hal tersebut tidak benar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, menurut
Reuters, dibatalkannya pertandingan Parma sendiri karena permintaan para asosiasi pesepakbola Italia dan asosiasi pelatih Italia yang tidak nyaman Parma melakukan pertandingan tertutup tanpa penonton. Keputusan untuk melaksanakan pertandingan secara tertutup adalah atas instruksi walikota Parma.
Asosiasi pemain kemudian mengambil tindakan dengan melaporkannya langsung kepada FIGC.
"Keputusan telah diambil oleh presiden Carlo Tavecchio setelah mempertimbangkan keputusan walikota Parma," demikian bunyi pernyataan FIGC.
Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa Parma tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar petugas keamanan dan listrik stadion sehingga pertandingan harus dibatalkan.
Musim ini Parma sendiri mengalami krisis yang menyebabkan nilai mereka di liga dipotong satu poin karena melanggar aturan finansial. Mereka juga dilarang untuk bermain di Liga Eropa karena mengalami masalah keuangan.
Dalam dua bulan terakhir, Parma juga dua kali berganti kepemilikan.
Pada Desember, konglomerat asal Cyprus mengambil alih klub pada Desember dan menunjuk Ermir Kodra, 29, sebagai presiden. Lalu, pada bulan ini, klub kembali dijual ke grup perusahaan asal Slovenia.
Saat pengambilalihan, presiden Parma saat ini, Giampietro Manenti, berkata bahwa ia yakin bisa menyelesaikan masalah keuangan Parma dan membayar gaji pemain. Namun, hingga saat ini para pemain belum juga dibayar.
"Kemarin kami berbicara dengan presiden Manenti yang menyatakan bahwa masalah (gaji tidak terbayar) adalah hanya soal melakukan transfer ke rekening kami," ujar kapten Alessandro Lucarelli kepada
Mediaset pada Jumat (20/2).
"Ia berkata bahwa uangnya telah dibayarkan. Namun kesabaran kami habis. Ini saatnya melihat fakta-fakta. Kami telah memberikan tenggat waktu dan kini kami harus bertindak sebagai tim."
Pelatih Parma saat ini, Roberto Donadoni dua pekan lalu sempat memberikan tenggat waktu 16 Februari bagi pejabat klub untuk menyelesaikan kewajiban. Sedangkan Antonio Cassano pada 27 Januari lalu memutus kontraknya dengan Parma sebagai tanda protes kisruh yang terjadi di tubuh klub.
Baca Juga: Kesabaran Donadoni Semakin TipisBaca Juga: Jaga Kehormatan, Antonio Cassano Putus Kontrak dengan Parma Sementara itu, pelatih tim muda Parma, Hernan Crespo, mengungkapkan bahwa laga-laga tim Primavera mereka hanya bisa diselenggarakan karena kemurahan hati penjaga lapangan.
Ia juga berkata bahwa para pemain muda juga tumbang karena sakit setelah terpaksa mandi dengan air dingin karena klub tidak mampu untuk membayar listrik.
(vws)