Barcelona, CNN Indonesia -- Keretakan hubungan antara Pep Guardiola dan Zlatan Ibrahimovic ketika keduanya berada di klub Barcelona terekam jelas dalam sejarah klub raksasa Spanyol tersebut. Bahkan ada satu masa ketika keduanya tidak saling bicara.
Menurut agen Ibrahimovic, Mino Raiola, kepada
Marca, ia tidak tahu penyebab pasti mengapa kekacauan itu bisa terjadi dan bahwa hanya Guardio lah yang paham awal muasalnya.
"(Semasa Zlatan di Inter Milan) ia terus menerus menelepon Zlatan sepanjang tahun. Kira-kira sepuluh kali. Di Barcelona, Pep juga berkata pada Zlatan bahwa ia akan membantu apa pun yang Zlatan butuhkan," ujar Raiola.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun tiba-tiba Guardiola berhenti bicara dengannya."
Meski mengaku tidak tahu alasan pasti, Raiola kemudian bertutur bahwa mungkin penyebabnya adalah turunnya performa Messi pada musim ketika keduanya bermain bersama.
Kala itu Direktur Sepak Bola Barcelona, Txiki Begiristain, sempat menelepon Raiola pada November dan berkata bahwa, "Messi sedang kecewa dan tidak bahagia. Ia tidak mencetak banyak gol dan Zlatan harus membantunya."
Raiola lalu menjelaskan bahwa Ibra berkata ia akan melakukannya dan ia baik-baik saja dengan permintaan tersebut. Tapi, satu bulan kemudian, Txiki kembali berbicara pada Raiola dan menyatakan bahwa Guardiola akan mengganti sistem permainan Barca, meski Zlatan tidak setuju.
"Txiki lalu bercerita pada saya bahwa ada masalah. 'Messi kecewa dan mengadu pada Guardiola sehingga ia akan bermain di tengah (posisi Zlatan saat itu) dan Guardiola tidak akan memainkan dua penyerang secara bersamaan'."
"Sejak saat itu Pep tidak lagi berbicara pada Zlatan, bahkan ketika ia cedera."
Raiola lalu bercerita bahwa Zlatan tetap mempertahankan sikap profesionalnya menghadapi perlakuan tersebut. Namun, ketika sang penyerang harus meninggalkan Barca, Zlatan sempat memilih pindah ke Real Madrid.
"Langkah itu akan menjadi langkah ideal. Sangat sempurna untuk membalas dendam kepada Guardiola."
Namun, masih menurut Raiola, hal ini tidak terlaksana karena Real Madrid tidak memiliki keberanian dan rencana yang jelas. Padahal, (Carlo) Ancelotti menginginkan Zlatan dan Raiola juga sempat mendiskusikan hal ini ke Madrid.
Pejabat tinggi Madrid, Jose Angel Sanchez kemudian menelepon presiden Paris Saint Germain dan menggagalkan kesepakatan tersebut.
"Real Madrid bukan klub normal dan memiliki keberpihakan politik. Saya tidak mengerti cara mereka melakukan sesuatu. Padahal, Madrid akan sangat sempurna untuk Zlatan karena ia adalah pemain yang hebat dan juga sangat berambisi."
Raiola sendiri berkata bahwa kegagalan untuk pindah ke Madrid tidak lantas membuat Zlatan kecewa.
(vws)