Jakarta, CNN Indonesia -- Abebe Bikila mulai terkenal setelah memenangkan medali emas maraton dalam ajang Olimpiade 1960 di Roma, Italia. Hal yang menjadikan Bikila luar biasa karena ia memenangkan lomba itu tanpa menggunakan sepatu alias telanjang kaki.
Setelah 55 tahun kemudian keluarga mendiang Bikila mengajukan gugatan terhadap produsen sepatu Amerika Serikat, Vibram, karena menggunakan nama atlet asal Ethiopia itu tanpa izin.
Pasalnya Vibram menamakan beberapa model sepatu lari berdesain Lima Jari Kaki-nya dengan menggunakan nama Bikila. Sepatu yang dikeluarkan pada 2010 itu pun laris di Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putra dari Bikila, Teferi, pun melayangkan gugatan ke pengadilan federal Amerika Serikat di Tacoma. Kuasa hukum keluarga, Alex Trauman, mengatakan keturunan Bikila menggugat perusahaan itu sebesar US$15 juta.
"Dia memenangkan maraton Roma dengan kaki telanjang, dan tak ada seorang yang melakukan itu sebelumnya atau sejak saat itu. Hal yang penting untuk menghormati warisannya," seperti dilansir
Daily Mail pada 10 Februari 2015.
Fenomena Si Kaki TelanjangUntuk menjadi nomor satu dalam berlari tidak perlu harus memakai alas kaki, itulah yang dibuktikan Bikila saat tampil di Roma. Namun, itu pun karena Bikila merasa lebih nyaman berlari tanpa alas kaki.
Bikila lahir pada 7 Agustus 1932 dalam sebuah komunitas kecil di Jato, yang terletak sekitar 25 km di luar kota Mendida, Ethiopia. Ia lahir tepat saat penyelenggaraan Olimpiade musim panas di Los Angeles tahun 1932.
Bikila dilahirkan di tengah keluarga gembala. Ketika beranjak besar, Bikila membantu pendapatan keluarganya dengan menjadi pengawal pribadi anggota keluarga kerajaan.
Untuk dapat sampai ke tempat kerjanya, ia harus berjalan sepanjang 20 kilometer.
Singkat cerita pemerintah Ethiopia menyewa Onni Niskanen untuk melatih setiap orang yang berpotensi menjadi atlet di negara Afrika tersebut. Niskanen pun menemukan Bikila dan dilatihnya untuk disertakan dalam Olimpiade.
Kesempatan itu tiba, Bikila ikut lomba maraton dalam Olimpiade 1960. Kala berlomba di Roma tersebut Bikila bukannya tak memiliki sepatu. Ia dibekali sepatu oleh Adidas yang menjadi sponsor dalam ajang olimpiade tersebut.
Namun, Bikila tak nyaman. Menurutnya sepatu lari yang ia pakai membuat lecet. Beberapa jam sebelum perlombaan dimulai, Bikila pun memutuskan untuk berlari dengan kaki telanjang-- seperti ketika ia berlatih di negerinya.
Akhirnya Bikila sukses. Dia berhasil mencapai garis akhir dalam waktu dua jam 15 menit 16 detik. Capaian lebih cepat hingga delapan menit dari rekor sebelumnya.
Di belakang Bikila dalam lomba itu adalah pelari asal Maroko Rhadi ben Abdeselam. Abdelselam yang menggunakan sepatu itu tertinggal 25 detik di belakang Bikila.
Di urutan ketiga adalah pelari Australia, Barry Magee, dengan selisih waktu dua menit dua detik dari Bikila.
Empat tahun kemudian Bikila kembali bertanding dalam Olimpiade di Tokyo Olimpiade di Tokyo. Kali ini ia mengenakan sepatu dalam lomba maraton di sana. Ia juga menang di sana. Kemenangan itu membuktikan Bikila adalah raja maraton dengan atau tanpa sepatu.
"Saya ingin dunia tahu bahwa negara saya, Ethiopia, selalu menang dengan determinasi dan heroisme," demikian kutipan terkenal dari seorang Bikila.
Tahun 1969, sebuah kecelakaan mobil membuatnya lumpuh sehingga harus menjalani hidup di atas kursi roda hingga ia wafat pada 25 Oktober 1973.
(kid)