Telenovela Ala PSG

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mar 2015 06:22 WIB
Kisah Paris Saint-Germain menyingkirkan Chelsea dan merebut tiket babak perempat final Liga Champions layaknya jalan cerita sebuah telenovela.
Paris Saint-Germain menunjukkan performa luar biasa saat menyingkirkan Chelsea. (Reuters / Stefan Wermuth)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepak bola bukan telenovela, namun jika hal itu terjadi, maka kisah Paris Saint-Germain saat menyingkirkan Chelsea di babak 16 besar Liga Champions bisa jadi salah satu nominasinya.

Dalam telenovela, si tokoh utama sering mendapat perlakuan tidak adil dan bencana namun pada akhirnya mereka tetap berbahagia di akhir cerita.

Hal itu tidak bisa terjadi begitu saja di sepak bola. Tim yang diperlakukan tidak adil malah justru sering jadi pihak yang kalah di akhir pertandingan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, PSG sukses merintis jalan telenovela dalam duel leg kedua babak 16 besar Liga Champions melawan tuan rumah Chelsea di Stamford Bridge.

'Perlakuan kejam' pertama yang diterima oleh PSG di menit ke-31 saat wasit Bjorn Kuipers menarik keluar kartu merah dari sakunya untuk diberikan pada Zlatan Ibrahimovic atas aksinya terhadap Oscar.

Jika melihat tayangan ulang, insiden Ibrhimovic dengan Oscar itu lebih seperti duel perebutan bola dengan peluang mendapatkan bola 50-50 bagi kedua pemain.

Andaipun Ibrahimovic bersalah, kartu kuning sekiranya sudah cukup sebagai hukuman atas aksi itu.

Seperti layaknya tokoh telenovela yang terus berjalan optimistis meski diperlakukan tidak adil, PSG pun tetap tak gentar untuk melakukan serangan ke lini pertahanan Chelsea meskipun mereka kalah dalam hal jumlah pemain.

Di saat si tokoh utama PSG terus bersemangat menyerang demi mencari gol di tengah sulitnya bermain dengan 10 orang, bencana hadir bagi si tokoh utama. Chelsea mencetak gol di menit ke-84. Gol yang membuat si tokoh utama seperti berada dalam posisi kritis di tepi jurang.

Namun lagi-lagi seperti jalan cerita telenovela. Di saat kritis yang menimpa tokoh utama, pastilah ada penyelamat dan jalan keluar.

Penyelamat PSG pada momen kritis ini adalah David Luiz. Memanfaatkan sepak pojok, David Luiz yang merupakan palang pintu Chelsea itu sukses membuat skor menjadi 1-1.

Selamat dari bencana yang menimpa, PSG pun melanjutkan perjuangan mereka di pertandingan itu seperti layaknya tokoh utama yang terus berjalan mencari jalan untuk bahagia.

Dalam telenovela, tak mungkin bencana besar hanya datang satu kali. Diiringi oleh bencana-bencana kecil seperti perlakuan tidak adil wasit yang tidak memberikan kartu merah pada Diego Costa yang berkali-kali melakukan pelanggaran dan menyulut perkelahian, PSG akhirnya kembali tertimpa bencana besar.

PSG kebobolan untuk kedua kalinya oleh gol penalti Eden Hazard di menit ke-96. PSG pun kembali berada di momen kritis.

Benar-benar kritis karena waktu mereka untuk bisa selamat dari bencana kali ini semakin terbatas. Belum lagi situasinya makin tak menguntungkan lantaran tenaga mereka pastinya lebih terkuras karena hanya bermain dengan 10 orang.

Gol Hazard adalah klimaks masalah bagi PSG. Seperti halnya klimaks masalah yang sering dialami oleh tokoh telenovela di akhir-akhir episode dari seri mereka.

Namun, seperti jalan cerita telenovela, pastilah tokoh utama tidak akan menderita pada akhirnya.

Mereka akan selamat dari situasi kritis. Aksi mereka lolos dari bencana akhir pun sekaligus memastikan mereka hidup bahagia di akhir cerita.

Pun begitu PSG. Kepercayaan diri dan rasa optimisme plus keyakinan bahwa momen indah akan datang mendorong mereka untuk terus menyerang tak kenal lelah.

Momen bahagia itu akhirnya datang. Thiago Silva, penyebab penalti Chelsea di menit ke-96, berhasil jadi pahlawan dengan gol penyama kedudukan di menit ke-114.

PSG pun sukses mengakhiri pertandingan dengan skor 2-2 sekaligus lolos berkat keunggulan gol tandang.

PSG tersenyum di akhir pertandingan layaknya tokoh utama telenovela yang berbahagia di akhir cerita.

"Sungguh berat bagi kami saat kehilangan salah satu pemain terbaik yang kami miliki dari lapangan. Namun kami sukses menunjukkan karakter pantang menyerang kami. Kami selalu percaya bahwa kemungkinan (untuk menang) itu selalu terbuka," tutur David Luiz seperti dikutip dari situs resmi Liga Champions. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER