Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hanya tersingkir dari Liga Champions yang akan menjadi pekerjaan rumah untuk manajer Chelsea, Jose Mourinho, untuk dianalisis, namun juga ketidakmampuan The Blues untuk mendapatkan kemenangan di kandangnya sendiri, Stamford Bridge.
Dalam enam laga terakhir di semua kompetisi di hadapan pendukungnya sendiri, Chelsea hanya mendapatkan dua kemenangan, yaitu 1-0 melawan Everton di Liga Primer Inggris dan menang 1-0 lawan Liverpool di semifinal Piala Liga.
Namun, dalam empat pertandingan lainnya, The Blues harus menelan pil pahit, yaitu disingkirkan Bradford City di Piala FA, ditahan imbang Man City dan Burnley di Liga Primer Inggris, serta ditahan imbang 2-2 oleh Paris Saint Germain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hilangnya tuah main di kandang sendiri ini terasa kontras karena di bawah Mourinho, Stamford Bridge kerap menjadi benteng yang kokoh. Bahkan dalam dua periode Mou menjabat sebagai pelatih, ia baru mengalami kekalahan kandang di Liga Inggris pada April 2014, atau setelah melewati 77 laga.
Di kompetisi Liga Primer Inggris, sepanjang musim ini Chelsea juga selalu memenangkan semua laga kandang, sampai akhirnya mereka ditahan imbang oleh Man City pada 31 Januari lalu.
Chelsea juga menjadi klub yang mengumpulkan angka terbanyak di markas sendiri, yaitu 35 angka dari maksimal 39.
Kekokohan benteng Chelsea juga terlihat dari minimnya jumlah gol yang bisa disarangkan musuh-musuhnya ketika mereka berlaga di Stamford Bridge. Dari tiga belas laga kandang di EPL, The Blues hanya pernah dibobol lima kali yaitu oleh City, Burnley, QPR, dan Swansea (dua gol).
Performa 'buruk' di markas sendiri ini membuat Mourinho harus segera berbedah, terutama untuk mengantisipasi perebutan gelar Liga Inggris.
Meski memiliki keunggulan lima angka atas City dengan masih mengantongi satu laga, Chelsea akan menghadapi lawan-lawan berat di Stamford Bridge. Mereka akan menjamu Southampton pada 15 Maret, Man United pada 18 April, dan Liverpool pada sembilan Mei.
(vws)