Kebangkrutan Parma, Sebuah Tragicomic

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Minggu, 22 Mar 2015 11:58 WIB
Pelatih Parma Roberto Donadoni menyebut penahanan mantan pemilik klub itu karena kasus pencucian uang adalah hal yang tepat.
Roberto Donadoni mengaku tak ingin melepas tanggung jawabnya sebagai pelatih dan akan berupaya membuat klub itu bangkit setelah krisis akibat krisis finansial yang berujung status bangkrut.(Getty Images/Marco Luzzani)
Parma, CNN Indonesia -- Pelatih Parma, Roberto Donadoni mendefinisikan kebangkrutan yang dialami timnya dengan ungkapan istilah 'tragicomic'.

Ia pun menyatakan penahanan terhadap mantan presiden Parma yang membuat klub itu bangkrut akibat pencucian uang pada tengah pekan ini adalah hal yang benar.

Parma--tim yang pernah merajai Eropa di dasawarsa 1990an itu kini berada di juru kunci Serie A dan beberapa kali dipotong poin terkait sanksi akan kondisi keuangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Krisis finansial yang dialami Parma membuat para pemain tim dengan julukan Gialloblu itu belum membayar para pemain dan stafnya sepanjang musim ini. Bahkan, para skuat harus membayar uang cuci sendiri untuk jersey bekas pakai mereka.

Parma yang kini memiliki sembilan poin dari 25 pertandingan disebut akan bertanding melawan tim tamu, Torino, pada Minggu (22/3). Parma memutuskan melanjutkan kompetisi setelah ada pendanaan spesial untuk masalah keuangannya. Masalah finansial Parma telah membuat dua pertandingan tim itu pada musim ini ditunda.

"Kami tahu mungkin dari bagian in akan membantu sebuah pendanaan untuk masa depan. Jika kita dapat melakukan dengan baik, kita semua akan menang tetapi sekali lagi ini masih dalam situasi yang telah menjadi tragicomic," kata Donadoni seperti dikutip Reuters.

Donadoni mengaku situasi yang terjadi di klub itu saat ini sangatlah mengecewakan. Baginya, itu sudah membuang terlalu banyak energi selama hampir setengah musim ini.

"Ini sungguh-sungguh telah menyakiti saya, ini membuang banyak energi tetapi yang saya tahu bahwa kami harus kuat dan menghadapi ini bagaimanapun, mencoba untuk memastikan ini tidak terjadi kembali," kata mantan pelatih timnas Italia tersebut. (kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER